Elya tidak pernah menyangka bila pertemuan singkatnya dengan Syarif siang tadi akan membuatnya bertemu kembali dengan pria itu dalam sebuah mimpi. Ya, bunga tidur yang terasa nyata bagi Elya. Hingga sesuatu yang basah dan hangat mengusik bibirnya. Yang kemudian mau tak mau membuat Elya menyudahi mimpi indah yang hanya sebatas melihat Syarif tersenyum dan berlari kecil ke arahnya. “Eunghh..” Elya melenguh. Sebenarnya saat ini matanya masih sangat berat untuk membuka, tetapi ia benar-benar terganggu dengan sapuan benda kenyal di bibirnya. Ketika perlahan mata Elya terbuka, yang ia lihat pertama kali adalah wajah tampan Dana yang berada di posisi sangat dekat. Sepasang mata pria itu memejam. Seolah-olah begitu menikmati rasa bibir Elya. Elya berusaha mendorong pelan d**a Dana. Hal ini dila

