118. Kanaya dan Bunda!

1596 Kata

Embun mulai tidak tenang. Hal ini dirasakannya sejak menyetujui kesepakatan dengan Dana—kakak iparnya. Tentang meminta maaf atas tindakan konyolnya kepada Bapak Angkat Kanaya. Ghibran! Sialnya, sosok Ghibran bukanlah sosok yang bijaksana, baik hati, dan pemaaf seperti image yang selama ini melekat pada dirinya sebagai pengusaha terkenal. Jadi, bagaimana bila Embun tidak kunjung mendapatkan maaf dari pria berstatus duda ditinggal mati itu? Arrghhh! Embun sudah tidak bisa menghitung berapa kali ia berguling-guling di kasur. Padahal, ini hari senin. Sudah seharusnya Embun melakukan aktivitas. Tetapi sejak tadi ia sibuk meratapi nasibnya di atas ranjang empuk. Beralasan tidak pergi ke rumah sakit karena ada keperluan kampus yang harus ia selesaikan, sang ibu memaklumi. Lantas memberikan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN