Aku penasaran bagaimana kita di lima tahun setelah pernikahan. Apa masih bersama atau .... . . Sakti berdeham. Niat hati mau pulang nanti, sepertinya dia pulang sekarang saja. Gara-gara ceroboh angkat telepon Cely. Yang membuatnya ingin pulang adalah kelolosan ngebucin di muka umum, parahnya ada suara kecup virtual pula. Ya Salam. Baru kali ini Sakti ingin bisa sulap menghilangkan diri sendiri dari peradaban. So, pulanglah Sakti tanpa mikir dua kali. Karenanya, tiba di rumah Sakti disambut oleh pertanyaan, "Mana batagorku, Mas?" Bahkan Sakti masih bau oli, bau besi, dan bau keringat. Dia tidak menyempatkan diri untuk mandi. "Masih jam segini belum buka, Cel." "Oh, iya." Cely mengerucutkan bibir. "Lagi pula Mas tumben cepet pulangnya?" "Nggak senang Mas pulang cepat?" "Seneng!