Aku tahu kamu pria baik-baik dan aku percaya, tetapi tidak menutup kemungkinan bila aku akan kecewa. . . "Kalau mbak-mbak, mana mungkin Mas cerita?" Kalimat itu seolah jadi mantra di benak Cely hingga terus-menerus dia rapalkan, dia pikirkan, dan itu membuat fokusnya tidak di sini. Setelah berbuka, lalu Mas Sakti pergi salat Tarawih, Cely terdistrak pada obrolan di taman hotel. Meski katanya bercanda, hanya asal ceplos, pun celetukan tak bermakna. Tapi, kan ... ada benarnya juga. Suami mana mungkin cerita jikalau dia sedang terkesan oleh perempuan lain. Dan karena Mas Sakti yang bilang seperti itu, Cely jadi overthinking. Jangan-jangan ... kalian paham, kan? So, Cely meraih ponsel Mas Sakti. Dia mau lihat aktivitas perselancaran beliau di internet. Meski di ponsel Cely juga ada