Suasana ruang rawat inap VIP RS Pondok Indah terasa berbeda dibanding hari-hari sebelumnya. Aroma antiseptik masih memenuhi udara, namun kini bercampur wangi bunga segar yang dikirimkan kolega, keluarga, dan sahabat. Vas-vas mawar putih dan lily berjejer di meja, menambah kesan hangat sekaligus sakral di kamar itu.
Cantika duduk bersandar pada bantal empuk, tubuhnya masih lemah pasca operasi darurat. Perutnya yang dulu membuncit kini telah rata, tapi hatinya dipenuhi rasa getir dan haru ketika setiap kali ia menatap foto Nayaka dan Selena yang masih berjuang di NICU. Ezra setia di sisinya, duduk di kursi panjang usai bolak-balik mengurus proyek—tangannya tak pernah jauh dari genggaman Cantika.
Dan Cantika merasa bosan dan gemas sendiri karena tidak bisa bergabung dengan Ezra dalam proyek
