“Gue janji akan bimbing dia yang bener ... itung-itung permintaan maaf gue sama lo.” Edgar berujar sambil menatap sahabatnya lekat agar Nicholas yakin jika ia sungguh-sungguh akan ucapannya. Nicholas menganggukan kepala. “ Gue titip adik ipar gue ... gue lagi memantaskan dia buat jadi suami Alana.” Edgar berdecak lidah, ekspresi tidak suka segera saja tercetak di wajah tampannya. “Gue emang enggak pantes ya jadi suaminya Alana.” Nicholas menggelengkan kepala. “Lo pantes jadi omnya.” Edgar tergelak sampai menekan perutnya, Nicholas itu tidak memiliki sense of humor tapi terkadang sekalinya bicara meski hanya satu kalimat dan disertai tampang datar—kalimat yang diucapkannya bisa jadi sebuah kelakar yang mengundang gelak tawa. “Jadi akhirnya lo ambil pekerjaan ini?” Nicholas bertanya set

