Keesokan harinya. “Kamu kok pucat, sayang?” Mommy Jillian menelengkan kepala mengamati wajah sang putri dengan seksama. “Hari ini aku presentasi di depan investor … aku gugup, Mom.” Cantika mengungkapkan kegelisahan. “Santai aja … kalau enggak berhasil, biar Daddy yang turun tangan,” kata Kenzo yang tidak ingin menekan sang putri. “Dad! Please … aku bisa sendiri … aku sudah dewasa.” “Iyaaa … iyaaa … yang udah dewasa dan udah waktunya nikah.” Rae menimpali. “Diem kamu!” ketus Cantika membuat Rae mengulum senyum. “Daddy serius, sayang … Daddy hanya ingin kamu enggak terlalu tertekan … bagi GZ Corp dan LZ Corp, ini hanyalah proyek kecil … itung-itung kamu belajar … kamu bisa belajar juga dari kegagalan … ya kalau gagal … kalau sukses sih Daddy standing applause.” “Mommy yakin kok ka

