S2-15 Rawat Inap

1408 Kata

Sirine samar ambulans bersahutan di luar rumah sakit, tapi di dalam lorong UGD, suara langkah kaki Ezra terdengar paling jelas. Cepat. Panik. Tak teratur. “Pak, tolong baringkan di sini,” ujar perawat wanita sambil menarik ranjang pemeriksaan. Ezra menurunkan Cantika dari pelukannya, meletakkannya dengan hati-hati di atas ranjang. Tubuh Cantika panas, tapi wajahnya sangat pucat. Kemeja putih yang ia kenakan sudah lepek karena keringat dingin. Matanya sempat terbuka sesaat, lalu menutup kembali. “Cantik… Hei, aku di sini. Kamu denger aku?” Ezra menepuk pipi Cantika lembut. “Pak, silakan tunggu di luar,” kata seorang dokter muda yang baru masuk bersama timnya. “Kami perlu observasi dulu.” Ezra ragu. “Tolong jaga dia. Kalau terjadi apa-apa—” “Tenang, Pak. Kami akan lakukan yang terbaik.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN