Pagi yang sangat suram bagi Freya. Biasanya ia selalu mengawali pagi harinya dengan sebuah senyuman dan keceriaan. Namun kali ini berbeda, pagi harinya diawali dengan sebuah tangisan dan penderitaan. Terhitung sudah sepuluh kali, Freya bolak- balik ke kamar mandi akibat mual yang tak kunjung reda. Bahkan saat ini ia sudah seperti mayat hidup. Pucat, lemas dan tak berdaya. “Air jahenya udah di minum?” tanya Mega, yang hanya diangguki oleh Freya. Kemarin malam, Freya memang langsung pulang ke rumah orang tuanya dengan diantar oleh Mika dan Teresa. Sedangkan suaminya masih belum ada kabar lagi sampai sekarang. “Makan dulu ya. Biar perutnya ada isinya,” ujar Mega. Seraya menari kursi dan duduk di sebelah Freya yang terbaring lemah di atas kasur. Freya menggeleng dengan mata yang terpe