Tak sampai lima menit setelah sampai di rumah sakit. Rifky, Yoga dan Argi hanya bisa berdiri tertegun dengan perasaan yang berkecamuk. Tiga pasang mata anak muda itu sedikit ikut berkaca-kaca menyaksikan Rayan yang menangis meratap dan meraung-raung tanpa memperdulikan keadaan. Ratapan dan tangisan Rayan semakin terdengar begitu menyayat hati terutama saat jenazah istrinya didorong oleh dua orang petugas medis untuk dimasukkan ke kamar jenazah. Rayan bukan hanya kehilangan istrinya, namun bayi dalam kandungan Elisa pun tidak bisa diselamatkan. Elisa menyerah pada takdirnya kembali pada Yang Maha Memiliki dalam keadaan yang benar-benar tragis dan memilukan. Yoga dan Agi sibuk menenangkan Rayan, sementara Rifky mengurusi administrasi dan segala biaya rumah sakit yang timbul. Tak lama kemu