Lengan seorang pembunuh bayaran telah terpelintir hingga patah, dan banyak pula bercak darah berserakan di lantai gudang bawah tanah tersebut, namun tangan Dirga tetap bersih. Tak ada sisa-sisa darah yang tertinggal di tubuh pria itu, termasuk sepatu putih yang dikenakannya. “Apa anda sudah menanyakan kepada mereka, siapa yang melakukan hal itu kepada Thea?” tanya Reyza to the point. Dia berusaha menyembunyikan kecurigaan dari matanya dan berjalan ke depan untuk melihat dari dekat wajah para pembunuh. Arah pandangan Dirga mengikuti gerak-gerik pria itu. Dia bahkan bersikap begitu santai menghadapinya, sambil menyalakan sebatang rokok yang baru saja dia ambil dari tempatnya. “Kami baru akan memulainya, dan hendak menanyakan hal tersebut, namun anda datang ke mari.” Mata Reyza menyipit,