Bab 9

1091 Kata
Keesokkan paginya, Alice sudah mulai aktif kembali dan masuk kerja seperti biasa menjadi asisten CEO, yaitu asisten ayahnya sendiri. Alice terlihat sangat sibuk mengingat memang banyak sekali pekerjaan yang dia kerjakan. "Alice, hari ini kau gantikan Papa bertemu dengan klien di restoran x, Papa ingin mengerjakan sesuatu yang lain," kata Romi yang langsung di angguki oleh Alice. Alice yang mengerti langsung mempersiapkan apa saja yang akan dia bawa untuk meting nantinya. Alice datang sendiri mengingat asisten kepercayaanya kini tidak berada di sini, melainkan ke megara x untuk menghandle pekerjaaannya yang ada di sana. Setelah Alice selesai meting, Alice menghela nafas panjangnya lalu memilih untuk pergi dari sana dan kembali ke perusahaan. Namun pandangan Alice tiba-tiba mengatah ke arah seorang pria yang sepertinya juga sedang melakukan janji temu, Alice yang penasran akhirnya menghampiri pria itu. "Matteo," sapa Alice yang membuat Matteo menoleh. Matteo cukup terkejut melihat Alice yang ada di sini, bahkan menyapanya. "Aku pikir tadi bukan dirimu, jadi dari pada aku penasaran, aku menghampirimu," kata Alice tersenyum yang membuat Matteo juga tersenyum. "Kau sedang makan di sini?" Tanya Matteo. "Tidak, aku tadi habis bertemu dengan klien Papaku," kata Alice yang di angguki oleh Matteo. "Duduklah," kata Matteo yang akhirnya Alice duduk. "Kau rapi sekali, berarti pekerjaanmu bukan mekanik?" Tanya Alice. "Memang bukan," kata Matteo "Lalu?" Tanya Alice. "Hanya seorang pekerja," kata Matteo yang membuat Alice manggut-manggut. "Apa kau memiliki kekasih?" Tanya Alice yang membuat Matteo mengerutkan dahinya. "Tidak." "Istri?" Tanya Alice. "Tidak," jawab Matteo "Dekat dengan seorang wanita?" Tanya Alice lagi "Tidak, aku baru pindah ke sini satu minggu yang lalu," kata Matteo yang merasa heran karena Alice menanyakan tentang pribadinya. "Kalau begitu apa kau mau menikah denganku?" "Apa?" Kata Matteo terkejut. "Begini, aku menyukaimu saat pertama kali bertemu, maksutku menyukai dalam hal kau sepertinya sangat cocok untuk membantuku dan menjadi suami pura-pura ku," kata Alice. "Aku tidak mengerti." Kata Matteo. "Aku akan memberimu uang setiap bulannya, dan aku akan memberimu uang saat semuanya sudah berakhir, yang itu artinya saat kita bercerai, tapi untuk itu kau harus menikah denganku, kita bisa bercerai kapan saja, kau bebas melakukan aktifitasmu, aku tidak akan melarangnya, yang terpenting jika bisa kau jangan berdekatan dengan wanita lain terlebih dahulu saat kita masih berstatus suami istri, dan kau harus tinggal bersamaku di mansion untuk membuat mereka yakin jika kita adalah pasangan suami istri," kata Alice yang membuat Matteo sangat terkejut dengan tawaran Alice. Matteo bahkan tertawa kecil, "Kau bercanda?" Tanya Matteo, namun Alice menggeleng, "Ada suatu hal yang mengharuskan aku mencari suami pura-pura. Entah kenapa aku memilihmu, karena sepertinya kau memang sangat cocok dan bisa di percaya," kata Alice. "Kau bisa meminta bayaran lebih dariku, aku akan membayarmu berapapun, tapi kita harus secepatnya menikah," sambung Alice. "Setuju," kata Matteo tanpa berpikir panjang yang membuat Alice melebarkan senyumnya. "Baiklah, kapan kita bisa menikah?" Tanya Alice dengan antusias yang membuat Matteo tersenyum miring. "Terserah padamu," kata Matteo. "Tapi aku masih mengingat jika kau pernah mengatakan kau memiliki kekasih?" Tanya Matteo. "Dia menipuku, saat kita sudah menikah, dia akan tetap menjadi kekasihku sampai aku berumur 25 tahun," kata Alice yang sebenarnya membuat Matteo sedikit tidak mengerti. "Jadi kau akan berselingkuh dari suamimu," kata Matteo yang membuat Alice tertawa. "Aku memiliki rencana, saat kita sudah menikah aku akan memberitahumu tentang rencanaku," kata Alice yang akhirnya hanya di angguki oleh Matteo. Mereka berbincang dan sepakat untuk menikah besok , dia memang harus menikah secepatnya dan sekiranya tidak mepet dengan ulang tahunnya agar saat pengalihan perusaaan, pengaca dan para pemegang saham tidak bisa mengelaknya. ***** Keesokkan paginya Alice benar dan Matteo benar-benar menikah, mereka menikah hanya di saksikan oleh Hans selaku asisten Matteo dan Manda asisten pribadi Alice. Alice sangat terkejut saat tau ternyata marga Matteo adalah William. "Wiliiam? Kau dari keluarga William?" Tanya Alice terkejut. "Bukan keluarga Wiliiam yang itu, keluargaku hanyalah keluarga biasa," kata Matteo yang membuat Alice bernafas lega, dia pikir Matteo adalah dari keluarga William, orang terkaya dan bahkan di segani di negara ini. Proses pernikahan mereka berlangsung dengan cepat, yang kini akhirnya mereka sudah resmi menjadi suami istri. "Apa aku tidak bisa mencium istriku?" Goda Matteo yang membuat Alice bahkan terkekeh. "Jangan bercanda," kata Alice. "Kau tinggal di mana?" Tanya Alice yang lupa menanyakan tempat tinggal Matteo. "Apartemen," kata Matteo. "Berikan alamatnya, aku harus menyimpannya untuk berjaga-jaga," kata Alice. "Nanti aku akan mengirimkanmu melalui pesan," "Baiklah, terima kasih Matteo" kata Alice mengulurkan tangannya yang langsung di terima oleh Matteo dan tersenyum tipis. "Carikan aku aprtemen biasa, dan isi benerapa barangku di sana," kata Matteo kepada Hans setelah melihat Alice pergi dari sana. "Pastikan Mommy dan Daddy tidak tau soal ini, dan satu lagi, kirim pengawal untuk melindungi Alice, pastikan dia aman," sambungnya yang di mengerti oleh Hans. Setelah menikah denga Matteo, Alice memilih untuk pergi ke perusahaannya untuk melanjutkan pekerjaannya, di sana, jabatan Alice dan Syla sebenarnya hampir sama, hanya saja Alice bekerja di perusahaan pusat, sedangkan Syla di salah satu cabangnya. Hari ini, Alice dan Syla dan ayahnya ada meting besar bersama beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaanya, dan salah satunya adalah perusahaan Felix, yang itu artinya nanti Felix juga datang unruk melakukan meting. Felix tersenyum kepada Alice, mereka memang tidak mempublikasikan hubungan mereka, untuk itu tidak ada yang menyangka jika Felix dan Alice selama ini sepasang kekasih. Syla merasa dongkol karena melihat Alice dan Felix saling melempar senyum. "Kontrol dirimu, Syla," bisik Romi yang memperingati putrinya agar bisa menahan amarah dan ekspresinya. Syla menghela nafas panjangnya dan akhirnya merubah raut wajahnya, Meting di mulai dan berlangsung cukup lama, mengingat meting ini adalah meting akhir tahun. Setelah meting mereka sangat puas dengan hasil kerja sama mereka yang sangat menguntungkan. "Putri anda sangat cantik, Tuan Tomi," puji salah satu klien. "Terima kasih," ucap Romi tersenyum. Sedangkan Alice dan Syla hanya menanggapinya dengan senyuman. "Aku tidak pernah mendengar berita tentang putri anda yang pertama memiliki kekasih, jika saja memang dia belum memiliki kekasih, bagaimana jika dia di kodohkan dengan putraku, putraku sangat tampan dan mapan," kata klie itu sambil tersenyum dan seperti. Perkataan orang itu entah membuat Felix mengepalkan tangannya dan terlihat sangat marah. Alice pun bisa melihat Felix yang terlihat kesal. Dia tersenyum miring dan sebenarnya mengumpat di hati. "Maaf, Tuan. Saya sudah di miliki orang lain," jawab Alice yang membuat Felic tersenyum bangga, dia mengira jika Alice mengakuinya, "Benarkah? Aku tidak pernah mendengarnya," tanya orang itu. "Kami memang sepakat menyembunyikannya, tapi aku akan mengumumkannya saat pesta ulang tahunku yang di adakan dua bulan lagi," kata Alice dengan sopan. "Oh begitu, sayang sekali, tapi aku tetap memberikan selamat untukmu," kata klien tersenyum dan memberikan selamat untuk Alice
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN