2. Siapa Pembunuh Robert Lombardi?

1691 Kata
Lian langsung berlari masuk ke dalam Apartemen mewah tempatnya tinggal sebelumnya. Tapi tiba-tiba, tangannya di cekal oleh Mikha. "Gue nggak ada waktu buat berdebat Mik, kemungkinan Lika dalam bahaya." ucap Lian lebih dulu berbicara sebelum Mikha mengeluarkan sepatah katapun. "Lika beneran ada di Apartemen kita Kill?" "Gue ketemu dia di Bar lagi sama sepupunya. Dia bilang dia kabur dari rumah karena pamannya jahat. Terus pas dia lagi ngobrol sama gue, tiba-tiba aja ada suara tembakan tiga kali. Gue lari sama dia keluar dari Bar dan akhirnya gue pinjemin Apartemen gue semalam karena sepupunya yang namanya Nolan nggak bisa di hubungi. Gue nggak cari tahu siapa yang dibunuh di Bar itu semalam, tapi pagi ini tiba-tiba aja ada berita yang tadi." ucap Lian berbicara cepat sambil terus menatap angka di dalam Lift yang terus berjalan. Mereka berdua langsung lari menyusuri lorong menuju unit dimana Lika berada. Dan ketika dua lali-laki itu sampai di unit Apartemen dengan napas yang memburu, Lika terlihat sedang termenung sambil duduk di kasur. "Ternyata yang terbunuh di Bar semalam paman aku. Dan sekarang aku jadi buron." ucap Lika begitu melihat Lian dan Mikha datang. Wajahnya terlihat sangat muak. "Terus Nolan jadi saksi yang memberatkan aku, aneh banget kan? Semua laki-laki di dunia ini memang b******k!" tambahnya lagi dengan teriakan kesal. Lian dan Mikha sampai kaget melihat reaksi Lika yang jauh dari kesan seorang gadis bangsawan. "Kecuali kalian dan Ayahku." ringisnya setelah sadar kalau dua orang yang terlihat sedang khawatir itu juga laki-laki. "Theia punya alat pelacak yang akan membuktikan kamu tidak bersalah karena keberadaan kita berdua di lorong Bar, ketika Pembunuhan itu terjadi pasti terdeteksi sistem. Tapi jika hal itu dijadikan bukti di pengadilan untuk membebaskan kamu dari tuduhan, maka kamu tidak akan bisa menjadi bagian Theia lagi. Karena itu sebaiknya kita kembali ke Akademi dan meminta pendapat petinggi Theia untuk solusi masalah ini." ucap Lian memberikan solusi. "Aku tidak akan sudi melepas impianku hanya untuk sebuah kasus yang tidak aku lakukan sama sekali. Jika Theia tidak memiliki solusi, aku akan bergerak sendiri mengungkap persekongkolan itu lalu memotong alat kelamin Nolan b******k itu dan pelaku utamanya tentu saja." ucap Lika penuh tekad. Lian dan Mikha kembali meringis ngeri. "Apakah ada perebutan hak waris atau semacamnya di kediaman Lukas Lombardi?" tanya Mikha mulai ingin tahu. Lukas Lombardi sendiri adalah ayah dari Robert Lombardi yang terbunuh semalam. Laki-laki itu juga merupakan ayah kandung dari ibu Lika. Hanya saja Lukas tidak memperlakukan Lika seperti seorang cucu, karena alasan itulah Lika pergi dari rumah dan menjadi bagian Theia. Tapi ibu Lika masih tinggal di kediaman Lukas Lombardi setelah perceraiannya dengan Killua meskipun Robert Lombardi dan adiknya memperlakukan wanita itu dengan tidak baik. "Aku kabur dari rumah sekitar satu tahun lalu, kemudian aku bergabung dengan Theia dan dikirim ke Pulau Pelangi. Karena itu aku tidak tahu situasi di dalam rumah. Aku memang pulang kemarin karena dijemput oleh ibuku, tapi aku berada di sana tidak ada satu hari sehingga aku tidak sempat mendapatkan berita apapun." jawab Lika sambil mendesah. "Dan sekarang aku sedikit khawatir karena ibu masih berada di rumah itu." tambah gadis itu lagi. "Ayo kita bawa ibu kamu keluar dari sana malam ini. Jika dia dibiarkan disana, entah kenapa aku merasa akan berbahaya. Ada banyak kemungkinan siapa pelakunya, tapi presentase kalau pelakunya ada di rumah itu lebih besar. Karena itu, sekalipun akan terkesan dia melarikan diri saat putrinya terkena kasus, akan lebih baik dibanding duduk diam di kandang macan." ucap Mikha diangguki Lian. "Apakah kamu bisa mematikan semua CCTV yang ada di rumah?" Lika bertanya pada Lian sambil mengikat rambut pendeknya yang cukup berantakan. "Semua timku bisa melakukannya." balas Lian percaya diri. "Asal kalian bisa mematikan seluruh CCTV, aku bisa mengeluarkan ibuku sendiri. menyusup ke rumah itu tidak lebih sulit dari menyusup ke Pulau Pelangi." ucap Lika terlihat tegar. "Dan aku akan sedikit mampir ke kediaman Nolan untuk setidaknya memberikan dia tendangan di selangkangan." tambah Lika lagi terdengar penuh dendam. Lian dan Mikha saling pandang sambil meringis, membayangkan akan sekeras apa tendangan itu. Tidak lama kemudian Ishaka dan Kael datang. Dan ternyata bukan hanya mereka, Daren juga ikut datang dengan penyamaran yang lengkap. "Sebaiknya lo pulang dulu Kill dan jelaskan semuanya ke kakak lo sebelum terjadi masalah di kediaman karena semua orang dimarahi sama dia. Oscar juga kelihatan ketakutan melihat ayahnya marah-marah terus. Kita akan menjaga Lika disini." ucap Ishaka memberikan saran. Lian mendesah kemudian mengangguk setuju. Keluarganya memang butuh ditenangkan sebelum dia melakukan hal yang lebih jauh. Ketika Lian sampai di rumah, Damian langsung mendelik sambil memberi tanda agar adik laki-lakinya itu mengikutinya menuju ruang Introgasi. Tidak ada percakapan apapun sampai Oliver dan Jelita datang dengan ekspresi penuh kemarahan. "Katakan dengan jelas Killian! kenapa kamu bisa berada di Bar tengah malam bersama seorang wanita tempat saat sebuah pembunuhan terjadi?" Jelita bertanya dengan nada yang dingin. Lian tidak langsung menjawab, karena jika dia menjawab asal-asalan maka hanya bencana yang akan terjadi di padanya. "Malam hari setelah aku berdebat dengan mas Damian, aku keluar dari kediaman untuk berpikir. Ketika melewati Bar yang di perempatan itu, aku melihat Lika sedang mengantri di pintu masuk bersama sepupunya. Kebetulan ada barangnya yang tertinggal, karena itu aku berusaha mengejarnya untuk mengembalikan barang itu. Aku tidak tahu kapan bisa bertemu dengannya lagi, Jadi aku pikir saat itu adalah saat yang tepat. Kami kemudian sedikit membicarakan masalah pekerjaan di lorong masuk Bar, tapi tiba-tiba saja terdengar suara tembakan sebanyak tiga kali. Karena tidak mau terseret masalah, aku mengajak Lika keluar dari sana. Setelah itu Lika berusaha menghubungi sepupunya untuk meminjam Apartemen. Malam itu sepertinya Lika sedang ada masalah dengan ibunya sehingga dia tidak ingin pulang. Tapi karena hari sudah menjelang pagi dan sepupunya tidak kunjung bisa di hubungi, aku akhirnya meminjamkan Apartemenku untuk dia tidur. Tapi pagi harinya tiba-tiba saja Lika menjadi tersangka dan sepupu yang Lian lihat datang ke Bar bersamanya menjadi saksi kunci yang memperkuat tuduhan itu." Lian menjelaskan semuanya dengan bumbu kebohongan, karena jika dia mengatakan sejujurnyan tentang alasannya masuk ke dalam Bar, maka akan terjadi hal yang merepotkan. Sesuai dugaan, wajah Jelita dan Oliver melunak. Begitupun dengan Damian. "Sebenarnya siang itu ketika dia ijin keluar dari kediaman padahal lukanya belum sembuh, kami sempat berdebat." Damian akhirnya mengaku. "Berdebat?" Jelita dan Oliver menjawab hampir bersamaan, sementara Lian memilih diam sambil menunggu. "Aku jelas tahu kalau lukanya belum sembuh. Sementara aku juga tahu ayahnya sedang ada urusan di luar negri. Karena itu aku baru akan mengijinkan dia keluar dari kediaman Windsor jika dia dijemput oleh ibunya. Tapi Lika terus menolak dengan wajah yang tampak ketakutan. Aku pikir dia ketakutan karena tidak ingin ibunya tahu dia terluka. Jadi aku tetap menghubungi kediaman Lombardi dan meminta ibu Lika datang untuk menjemput. Lalu setelah Lika dibawa pergi oleh ibunya, aku baru mendengar gosip tentang perlakuan keluarga Lombardi pada mereka dari seorang pelayan." ucap Damian terlihat merasa bersalah. "Sekalipun benar Lika tidak bersalah karena Killian sendiri yang menjadi saksinya, sebagai seorang bangsawan, kita tetap tidak bisa ikut campur masalah ini. Kalian sudah mendapatkan pendidikan pewaris karena itu kalian seharusnya tahu apa alasannya." ucap Jelita tegas. "Tapi aku bagian dari Theia. Sebagai Killian Windsor aku memang tidak bisa ikut campur. Tapi sebagai Sky Andromeda yang merupakan anggota Theia, aku harus ikut campur karena aku ada di lokasi kejadian bersama terduga tersangka dan keberadaanku malam itu pasti terdeteksi sistem Theia." balas Lian juga tak kalah tegas. Jelita terdengar mendesah sambil menatap putranya yang sekarang terlihat jauh lebih dewasa itu. "Entah ini akan membantu atau tidak, tapi di pergaulan kelas atas ada gosip yang sekarang sebenarnya sudah surut. Kabarnya." Jelita kembali berbicara. "Kabarnya keluarga Lobardi yang berada di garis keturunan resmi sedang meributkan mengenai hak waris sejak Agustus Lombardi tertangkap. Sekalipun ada kabar kalau Antony Lombardi masih hidup, hal itu tidak lantas menjadikan Antony sebagai pengganti Agustus Lombardi mengingat dia dianggap tidak layak sebab sudah keluar dari keluarga Lombardi sangat lama dan tidak paham situasinya. Putra dari Agustus juga mengundurkan diri tiba-tiba dari pencalonan itu tanpa alasan yang jelas. Karena keadaan semakin genting, para tetua di keluarga itu memutuskan untuk memilih calon pewaris utama dari garis keturunan lanjutan. Itu artinya bukan hanya keluarga anak pertama yang bisa ikut bersaing, tapi keluarga anak kedua dan ketiga juga akan masuk daftar kandidat. Semua orang merasa Robert Lombardi yang berhasil memperbesar perusahaan Game milik Lukas adalah kandidat yang paling potensial. Gosip ini kemudian menghilang dari peredaran karena penculikan Seraphina dan Oscar saat itu. Tapi saat pembunuhan ini terjadi, banyak para bangsawan yang berasumsi kalau pembunuhan yang terjadi sekarang, kemungkinan berhubungan dengan perebutan hak pewaris utama yang pernah ramai di gosipkan dulu." gosip yang di beritahu oleh Jelita terdengar masuk akal bukan hanya di telinga Lian, tapi juga di telinga Damian dan Oliver. Lian merasa cukup tenang karena keluarganya terlihat prihatin dengan keadaan yang menimpa Lika sekarang. "Terimakasih banyak karena Mommy memberitahukan tentang ini. Jelas ini akan dijadikan arah penyelidikan oleh Lian dan teman-teman." ucap Lian tulus. Jelita kembali mendesah kemudian mengusap kepala Lian dengan sayang. "Mommy sebenarnya tidak suka kamu terlibat dengan hal-hal berbahaya seperti ini. Tapi karena ini sudah jadi jalan yang kamu pilih, Mommy tidak bisa menghalangi kebahagiaan kamu hanya demi keegoisan Mommy. Mommy harap kamu selalu hati-hati dan tidak terluka." ucap Jelita kemudian memeluk putra bungsunya itu dengan sayang. "Jangan bertindak dulu, sebelum kamu mendapatkan surat resmi dari Theia! Ingat itu baik-baik Killian!" Oliver memperingatkan putranya karena dia sangat tahu jalan pikiran putranya. "Lian tahu Dad!" balas anak itu yang tentu saja berbohong. Karena malam ini, dia dan teman-temannya berencana melakukan penculikan di kediaman Lombardi, untuk mengamankan Elizabet Lombardi yang merupakan ibu kandung Lika. Tepat ketika Lian hendak kembali ke Apartemen dimana Lika dan teman-temannya berada, sebuah pesan dari nomor tidak dikenal masuk ke ponselnya. Itu adalah ponsel pribadi yang dia gundakan atas nama Hiroshi Tanaka. Salah satu nama samaran miliknya sekalgus nama dari salah satu anak buah rahasianya. "Sebaiknya anda tidak ikut campur masalah keluarga Lombardi, tuan Horoshi Tanaka. Jika anda tetap memaksa maka saya akan mengungkapkan identitas anda yang sebenarnya." pesan ancaman itu membuat Lian tersenyum miring. Tapi dia memilih untuk tidak membalasnya. Kemudian sesampainya dia di Apartemen, Arthur dan Owen sudah ada di sana. "Kita bergerak malam ini! Kalian bertiga mau ikut nggak?" tanya Lian pada Daren dan kedua temannya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN