“Siapkan barang-barangmu. Besok pindah.”
Perintah Sean terdengar seperti sebuah perintah yang harus segera dituruti oleh Ellena. Dia masih melihat ke sekeliling, menyusuri kamar Ellena sampai ke sudutnya.
Ellena yang kaget, tentu saja langsung terdiam. Pria yang baru beberapa jam dia kasih keluangan untuk bersamanya lagi itu kini dengan seenaknya memerintah dia tanpa peduli pendapatnya.
“Gak mau! Saya mau di sini aja,” tolak Ellena.
Sean menoleh ke Ellena, “Aku gak terima penolakan, Ell.”
“Saya mau nolak terus, Pak Sean yang terhormat. Saya gak mau Bapak terlalu dalam mencampuri kehidupan saya! Saya bukan b***k Bapak yang bisa diperintah seenaknya!” tegas Ellena sambil menatap Sean penuh penentangan.
Sean menghela napasnya dan menatap wanita cantik yang kini sudah mulai berani sering
