“Sean,” sapa seorang wanita yang tiba-tiba muncul di hadapan Sean dan Ellena. “Mama.” Sean balas menyapa mamanya. “Selamat siang, Bu Rara.” Bima ikut menyapa. Rara masih diam berdiri di depan putranya. Dia kemudian menatap ke wanita yang saat ini sedang berdiri di belakang punggung putranya. Tatapan tajam itu langsung tertuju ke arah Ellena, sampai membuat lutut Ellena menjadi lemas. Dia langsung menutupi pakaiannya dengan jaket yang dia pakai. Ellena juga menggeser sedikit tubuhnya, berharap tubuh besar dan tinggi Sean akan mampu menyembunyikan tubuh mungilnya. Tiba-tiba tangan besar Sean meraih tangan Ellena. Tentu saja hal itu langsung membuat mata Rara membulat lebar dan mengalihkan pandangan ya tajamnya ke putra tunggalnya. “Siapa dia?” tanya Rara. “Tidak penting siapa dia. Yan