Sahda tetap memeluknya dengan erat, Sahra begitu merasa lebih tenang saat mendapatkan pelukan yang tulus dari kakak angkatnya itu. Tak berselang lama, Sahda pun melepaskan pelukan itu. Sahda terlihat menatap wajah adiknya kembali, lalu mengusap sisa-sisa air mata yang masih membasahi kelopak mata indah milik Sahra.
“Sahra,”
“Iya kak,”
“Berjanjilah untuk kembali menjadi Sahra yang sangat manis,”
“Aku berjanji kak,” sahut nya kembali, “Aku ingin Umma memaafkan ku, membuatku kembali memeluk tubuhya. Aku sangat merindukan umma,” ucap nya kembali dengan nada yang sangat sendu.
“Semua akan membaik seiring berjalannya waktu, kau tak usah khawatir Sahra.” ucap Sahda.
“Iya kak,” jawab nya sembari tersenyum.
“Oh iya, bolehkah aku bertanya?” tanya Sahda sembari menyelipkan sebuah senyuman di
