Lampu kota yang memantul dari kaca apartemen Lily terasa hangat ketika Ethan menekan rem mobil di depan gedungnya. Malam sudah larut, dan udara sejuk menusuk ringan ke dalam kabin mobil. Di sebelahnya, Lily tampak lelah namun puas, rambutnya sedikit berantakan, pipinya memerah, dan matanya masih bersinar setelah malam panjang di kantor. Ethan menatapnya sebentar melalui kaca samping. Ada senyum tipis di wajahnya, tapi matanya serius. “Aku antar kamu sampai apartemen, biar kamu nggak capek naik taksi,” ucapnya, suara rendah namun lembut. Lily menoleh, tersenyum lelah. “Terima kasih, Ethan … memang aku sudah terlalu lelah malam ini.” Ethan melempar senyum nakal, tapi lembut. “Kalau kita lanjut di kantor tadi, aku yakin besok kamu bakal susah bangun. Jadi … lebih aman kalau aku antar kamu