Bab 10

1057 Kata
Awalnya Arrion sangat terkejut. Namun, tak lama kemudian seulas senyum terukir diwajahnya. Ternyata selama tujuh tahun pencariannya selama ini tidak sia-sia. Karena akhirnya takdir mempertemukan mereka, dengan situasi yang tak terduga. Alia merasa heran, ketika mendengar bosnya langsung terdiam. Saat ia menyebutkan nama wanita, yang akan menjadi GM di perusahaan mereka. "Pak Arion. Apa yang sedang terjadi? Apa Anda mendengar suara saya?" tanya Aliya memanggil bosnya itu, lewat telepon tersebut. Seketika Arion tersadar. Alia memanggil namanya. Karena dari tadi ia terus memikirkan, jika sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan wanita yang selama ini ia cari. "Iya Alia, saya mendengarnya. Kalau begitu saya tutup dulu teleponnya." Tut! Tut! Setelah mengatakan itu, Arrion langsung menutup panggilan telepon tersebut, lalu bergegas berjalan menuju ruang kerjanya. *** Saat ini Khaira baru saja tiba di ruangannya, yang ada di perusahaan tersebut. Ia langsung menarik kursi, lalu duduk sambil menghidupkan layar laptopnya. Wanita itu berniat ingin menyelesaikan pekerjaannya. Namun, tiba-tiba Pak Leo yang merupakan salah satu kepala divisi di perusahaan tersebut, mengetuk pintu ruangan itu. Tok! Tok! Ceklek, "Assalamu'alaikum, Bu Khaira. Boleh saya masuk," pinta Pak Leo dari balik pintu. Mendengar perkataan dari pria itu, Khaira langsung menghentikan aktivitasnya. "Wa'alaikumsalam. Tentu boleh, Pak. Ayo," silakan masuk," tawar Khaira dengan senyuman ramahnya. "Di sini saja, Bu. Saya datang ke sini karena ingin mengatakan kepada Anda, jika CEO kita sudah pulang ke Indonesia. Beliau juga sekarang sudah berada di ruangannya. Jadi saya rasa, Anda bisa langsung ke ruangan Pak Arrion untuk memperkenalkan diri." Leo mengatakan itu, karena sejak pertama kali Khayra menginjakkan kaki di perusahaan tersebut, ia belum pernah bertemu dengan CEO mereka. "Baik, Pak Leo. Terima kasih atas informasi yang Anda berikan. Kira-kira Pak Arrio masih lama tidak ya, berada di kantor ini. Soalnya 'kan, sekarang masih pagi. Saya takut mengganggu pekerjaan beliau, jika pergi ke ruangannya sekarang," jawab Khaira. "Hmm, kalau menurut saya tidak apa-apa, jika Anda pergi ke ruangan Pak Arion sekarang, Bu Khayra. Mengingat orang penting seperti Pak Arrion, terkadang agak susah ditemui," saran Leo kepada wanita itu. "Oke, Pak Leo. Kalau begitu sebentar lagi saya akan pergi ke ruangan Pak Arrion. Sekali lagi terima kasih atas informasinya," Khaira mengatakan kalimat itu, sambil tersenyum ke arah pria yang masih berdiri tidak jauh, dari dekat pintu ruangannya. Leo pun mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruangan wanita itu, untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. "Bismillah. Semoga pertemuan ku dengan CEO perusahaan ini, berjalan lancar." Setelah mengatakan itu, Khaira segera memperbaiki penampilannya. Supaya terlihat rapi. Saat bertemu dengan orang penting di perusahaan ini. Setelah merapikan jilbab serta pakaian yang ia kenakan. Khaira pun segera keluar ruangan. Mengayunkan kakinya untuk bertemu dengan Arrion. Pria yang sebenarnya ingin ia hindari. *** Sementara di ruangannya, Arrion sedikit tiga fokus. Ketika mengingat jika saat ini, ia satu kantor dengan wanita yang selama ini ia cari. Ingin rasanya Arion pergi menghampiri wanita tersebut. Tapi ia berusaha menahan perasaannya. Karena ia tidak mau, wanita itu takut dan pergi meninggalkannya lagi. Arrion berusaha mengalihkan perhatiannya, kepada beberapa berkas yang harus segera ia periksa dan ia tanda tangani. Hingga aktivitasnya terganggu, ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar. Tok! Tok! Ceklek, "Permisi, Pak. Maaf, jika saya mengganggu. Ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda," ucap Alia kepada atasannya. "Hmm, ada apa? Saya sedang sibuk. Kalau tidak ada urusan yang mendesak, sebaiknya jangan mengganggu saya," jawab Arrion tanpa memandang ke arah wanita itu. Alia pun berusaha bersikap setenang mungkin. Karena ia tahu, jika atasannya sudah mengatakan itu, berarti sedang tidak ingin diganggu. "Baiklah, Pak. Sebenarnya ini bukan masalah yang mendesak. Hanya saja, GM baru kita ingin memperkenalkan diri kepada Anda, tapi jika Anda sedang sibuk, saya akan mengatakan kepada beliau, lain kali saja menemui Anda." "GM." Pikiran Arrion langsung tertuju kepada Khaira, yang saat ini sedang berada di depan ruangannya. Awalnya Arrion ingin menolak bertemu dengan wanita itu. Namun, ia pikir tidak ada alasan untuknya menghindar. Karena mungkin ini sudah saatnya mereka harus bertemu. Secepatnya Arrion harus meminta maaf kepada wanita itu, atas perbuatan yang ia lakukan di masa silam. "Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." Setelah mengatakan itu, Alia berniat ingin pergi meninggalkan ruangan atasannya. Namun, dengan cepat Arrion menahan langkah sekretarisnya itu. "Tunggu dulu Alia," pinta Arrion. Alia pun segera menghentikan langkahnya, lalu menghadap ke arah Arrion. "Ada apa, Pak? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu. "Suruh GM itu masuk ke ruangan saya sekarang juga," perintah Arrion membuat Alia mengerutkan dahinya. Namun, dengan cepat wanita itu menganggukkan kepala, lalu segera keluar untuk menemui Khaira, yang sudah menunggunya dari tadi. Melihat Alia yang sudah keluar dari ruangan Arrion, Khaira pun segera berdiri. Entah kenapa perasaan wanita itu sedikit cemas, tapi ia berusaha untuk bersikap senang mungkin. "Maaf, Bu Khaira. Sudah membuat Anda menunggu lama," ucap Alia sambil tersenyum. Ia pun segera menghampiri wanita itu. "Tidak apa-apa, Mbak Alia," jawab Khaira. Sebelumnya mereka berdua sudah saling mengenal satu sama lain. Di saat Khaira hendak menemui Arrion. "Oh ya, Bu Khaira. Sekarang Anda boleh masuk ke dalam. Pak Arrion sudah menunggu Anda." Alia segera mempersilahkan Khaira untuk masuk. Karena ia tidak ingin bosnya menunggu lama, kedatangan GM mereka. "Baik Mbak Alia, terima kasih. Saya masuk ke dalam dulu ya." Setelah mengatakan itu, Khaira langsung mengetuk pintu lalu mengucapkan salam. Sambil menahan degup jantungnya yang berdetak kencang. Tok! Tok! "Assalamu'alaikum," sapa Khaira sambil menundukkan kepala. Sebenarnya ada rasa tidak nyaman, ketika ia harus berada di dalam satu ruangan dengan makhluk berlawanan jenis. Namun, ia harus bisa bersikap seprofesional mungkin. Karena ini menyangkut pekerjaannya. Arrion yang mengetahui jika orang yang mengetuk pintu itu adalah Khaira, langsung membalikkan kursinya ke belakang. Ia melakukan itu, karena tidak ingin Khayra langsung terkejut. Ketika melihat wajahnya. "Silakan masuk," jawab Arrion, sambil mengutak-atik tablet di tangannya. Khaira yang tidak begitu familiar dengan suara Arion, langsung masuk ke dalam ruangan pria itu. Tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun. "Assalamu'alaikum, Pak. Perkenalkan nama saya Khaira Hafizah. Saya GM baru di perusahaan ini. Mohon bimbingan serta kerjasamanya." Khaira berusaha bersikap sopan mungkin. Saat memperkenalkan diri kepada pria yang duduk membelakanginya. Hingga membuat wanita itu tidak bisa melihat secara langsung wajah pria tersebut. "Silakan duduk," perintah Arrion sekali lagi. Khaira segera mengikuti apa yang Arrion katakan, sambil berusaha bersikap setenang mungkin, lalu duduk di kursi tersebut. Awalnya Khaira merasa penasaran, dengan wajah CEO itu, tapi tiba-tiba ia sangat terkejut, ketika Arrion membalikan kursi. Hingga manik mata mereka saling bertemu pandang. "Ka-kamu." Deg! Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN