Razak dan Samsul saling melempar senyum saat memperhatikan Tirta berjalan berdua Nindya sambil berbincang akrab di depan mereka menuju ruang tunggu eksekutif di bandara. Mereka berdua seakan ikut pula merasakan kebahagiaan Tirta, yang akhir-akhir ini bertambah semangat bekerja dan rajin mengikuti kegiatan rapat di kantor, meskipun dalam pertemuan berskala kecil. Keduanya berpikiran sama bahwa Tirta semangat sejak mendapatkan tambatan hati yang memiliki paras cantik dan tubuh sempurna, juga ketulusan hati. “Dia balas dendam, Sul. Waktu kita pergi ke Oslo, dia merana. Aku bawa istri dan anak, dan dia sendirian,” ujar Razak yang matanya tidak lepas dari sepasang kekasih yang berjalan beriringan dan mulai bergandengan. Samsul tentu saja tertawa membayangkan wajah cemberut Tirta yang merana.