Eps 75. Kecelakaan

1963 Kata

Tere menunduk dalam, keluarga, ia tak punya. Bisa dibilang, setelah nenek meninggal, ia hanya sebatang kara. Hanya ada Jordi yang sama sekali tak ada hubungan darah dengannya. Justru Galih dan Amanda lah yang berhak ia anggap sebagai keluarga. “Gal, gue pamit ya. Kalau ada apa-apa sama mama ... hubungi gue.” Ucapnya dengan menatap punggung yang berbergetar. Ya, Galih menangis. Menangisi kebodohannya yang memilih mobil baru dari pada menjamin Amanda untuk keluar dari hukum. “Lo nggak usah belagak baik. Pergi sono!” usirnya tanpa menoleh. Tere tak pedulikan itu, karna udah biasanya Galih selalu kasar. Menatap Amanda sebentar, lalu melangkah keluar dari ruang rawat. Mendengar pintu yang kembali menutup, Galih beringsut. Kembali mendekati mamanya, menarik kursi dan duduk disamping ranjang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN