Kembali mendekati Tere yang sibuk mengusap bibir basah. Ello jongkok tepat didepan Tere yang duduk disofa. Mulai mengelus paha putih yang masih tertutup dress warna ungu muda itu, perlahan menyibaknya. Membuat Tere merinding, merasakan sensasi geli yang lain. “El,” menghentikan tangan Ello yang sudah meraba pintu gerbang kesayangan. Tatapan Ello sudah dipenuhi oleh gairah, berbeda dengan Tere yang masih normal. Dia hanya ingin melihat keadaan Amanda di rumah sakit. “Bentar aja, mbak. Kasihan lho, roketku udah idup.” Mengelus celananya yang memang menggelembung. “Tapi, nanti kasihan om Jordi, kalau kita kelamaan ngunci pintu.” alasannya lagi. “Aku janji, kali ini kita sebentar aja. Karna nanti jam setengah dua, aku ada ketemu orang.” Kini sudah benar-benar menarik celana tipis itu. Mem