“Riva kemana?” Adel berdecak. Sejak bangun dua hari yang lalu di rumah sakit, dia tidak menemukan Riva dimana pun. Semakin kesal ketika tidak ada yang begitu lihai seperti lelaki itu mengurusnya. Terutama mendorong kursi rodanya. Adik-adiknya memiliki kesibukan tersendiri. Azka yang kebanyakan tugas, hanya sesekali saja mendorong kursi rodanya ke taman belakang. Begitu juga dengan Luna. Dia lebih sering di antara mereka. Tetapi gadis kecil itu memiliki rasa jenuh yang berlebihan. Dengan usilnya meninggalkan kakaknya di taman belakang. Lalu dia mengendap-endap ke kamarnya untuk tidur. Berbeda lagi dengan Bara. Adik ketiganya memiliki mulut super cerewet. Paling malas mendengar suara cempreng kakaknya. Terutama jika Adel yang tidak tahu dirinya masih mengomel dan merengek di kursi rodanya