12. Di Balik Tabir Aku masih terpaku pada keterkejutanku. Apa Mas Sakha serius mengajakku ta'aruf? “Kamu nggak harus menjawab sekarang, Dir. Sebelumnya Mas jelasin dulu kenapa Mas mengajakmu berta'aruf. Pertama kenapa aku memintamu di sini, bukan ke rumahmu, ke orang tuamu,” Mas Sakha mengembuskan napas, “aku ingin kamu memikirkan hal ini sendir dulu. Aku yakin kalau aku langsung mengajakmu ta'aruf di depan orang tuamu, mereka insya Allah akan menasihatimu untuk menerima karena orang tua kita berteman baik. Aku ingin kamu memutuskan dari hati kamu, tanpa terpengaruh pihak lain.” Aku masih saja membeku. “Kedua, sudah lama Mas mengagumi kamu. Usia kita terpaut sembilan tahun, cukup jauh. Tapi entah kenapa aku yakin sama kamu dan sifat kamu juga cukup dewasa untuk gadis seusia kamu

