Karna merasa pusing, aku duduk di sebuah batu besar sementara Vero memotret banyak pemandangan, petani yang sedang menggarap sawah, sayur-sayuran, dan juga beberapa wanita cantik yang saat ini tengah memandangi dirinya sambil duduk di pinggiran sungai. "Wah, ada pria tampan lagi! Siapa dia?!" seru salah satu wanita, menatap Vero dengan pandangan memuja. "Dia temannya, Frans. Tapi menurutku ... lebih tampan, Frans," sahut salah satunya, masih setia membela Frans. "Memang lebih tampan, Frans. Tapi apa artinya tampan kalau sudah mau menikah!! Frans milik orang lain, sementara pria ini ...." "Dia milik, Vasya!! Lihatlah! Wanita itu sedang menunggunya di sana," ucap beberapa wanita, langsung menatap ke arahku. "Cih! Dia lagi-dia lagi! Palingan juga ditinggal lagi!" seru mereka, mengejekku