Dua bulan kemudian. Ditya melangkahkan kaki masuk ke sebuah ruangan yang di depan pintunya tertulis nama dari seseorang yang akan ditemuinya hari itu, Sovereign Oliver (Neurosurgeon). "Good day, Doc." sapa Ditya ramah. "Hey, Mr. Baskara!" "Oh ayolah, Sov. Lo seperti bikin jarak kalau manggil gue kayak begitu.” Pria bersneli di depannya tertawa renyah. "Jadi, sudah waktunya untuk pemeriksaan rutin lagi?" tanya Oliver. Ditya mengangguk. "Ada yang lo rasain belakangan ini?” Ditya mengangguk lagi. "Pusing, muntah, kadang penglihatan gue jadi ganda atau mengabur.” "Kapan gejanya mulai muncul lagi?” "Sekitar dua bulan lalu.” "Dan lo baru datang ke sini sekarang?” "Isteri gue lagi hamil, Sov. Gejala ini bikin gue jauh lebih khawatir dibandingkan sebelumnya.” Oliver m