Part 5

1090 Kata
Alih-alih datang bersama Zehra dan berlibur disana, Marinka justru datang sendirian. Dengan tegas ia meminta dan memohon kepada Keanu untuk ikut bersamanya pulang ke Indonesia. Sesuai dengan saran yang diberikan Zehra untuknya, jika memang ingin menghabiskan liburan semester ini bersama-sama. Termasuk memperkenalkan Zehra kepada Keanu, yang selalu saja menemukan alasan untuk menghindar ketika diajak berkenalan. Padahal hanya sebatas panggilan video saja. Tapi, tetap, pria itu enggan untuk berkenalan meskipun hanya sekedar menyapa dan melambaikan tangan ke kamera. Meskipun berat, rengekan dan permohonan dari Marinka ternyata sanggup membuat Keanu mengatur ulang jadwal kerjanya dan akan mengambil cuti selama dua minggu ke depan. Ikut bersama Marinka ke Indonesia, menikmati masa liburan yang dianggap Keanu seperti sebuah penyiksaan. "Aku sudah izin kepada ibu untuk mengajakmu ke rumah. Berkenalan dengan kakakku seperti saran yang kamu berikan!" "Marinka?" pekik Zehra. Tiba-tiba saja terkejut dengan kedatangan Marinka, yang dua hari lalu berpamitan. Katanya akan pergi ke Matla dan berlibur disana. Namun, nyatanya apa? Marinka sudah ada di ambang pintu kamarnya. Tersenyum lebar dengan mata yang berkedip cepat, menggoda Zehra yang benar-benar tidak menyangka dirinya ada disini. "Aku tidak menerima penolakan apapun. Segera berkemas, karena aku tidak bisa lagi menunggu terlalu lama perkenalan antara kamu dan kakakku. " "Baiklah kalau memang itu yang kamu mau." Zehra bangkit dari tempatnya duduk. "Beri aku waktu sepuluh menit untuk berkemas." "Jangankan sepuluh menit. Dua jam pun aku rela menunggu asalkan kamu benar-benar mau ikut denganku untuk bertemu dengan kakakku." Zehra hanya menggelengkan kepalanya. Mengulas senyum menanggapi gurauan Marinka. Dan akhirnya waktu yang dinanti Marinka datang juga. Ia sampai di kediamannya dan siap memperkenalkan Zehra kepada Keanu. Sebelum pertemuan itu terjadi, Marinka menemui Keanu di ruang kerja terlebih dahulu. Meminta Zehra menunggu di gazebo belakang rumahnya. *** Bukannya menerima ajakan Marinka untuk berkenalan dengan Zehra, Keanu yang sedari tadi sudah melihat sosok Zehra dari kaca jendela ruang kerja yang ada di lantai satu, justru menunjukkan ekspresi tak suka pada adiknya. “Berhenti bergaul dengannya, Marinka!” Desih Keanu kepada adiknya yang dibalas Marinka dengan tatapan polosnya. “Maksudnya?” Marinka balik bertanya pada kakaknya. “Dia itu bukan gadis baik-baik.” Jawab Keanu dengan dingin. “Apanya yang tidak baik, Kak?” tanya Marinka masih dengan ekspresi polosnya. Keduanya sama-sama tidak menyadari kalau Zehra sudah masuk ke dalam rumah dan saat ini berdiri di samping pintu, tak sengaja mendengarkan pembicaraan keduanya. Zehra bukan berniat menguping, hanya saja ponsel Marinka yang ada di tangannya bergetar dan ia ingin memberikan ponsel itu padanya karena nama Mama yang tertera dalam layar diduga Zehra merupakan panggilan penting. Saat Zehra memberanikan diri masuk ke dalam, ia melihat pintu terbuka dan menduga Marinka ada disana. Tanpa memanggil nama gadis itu, Zehra mendekat dan disanalah ia mendengar percakapan keduanya. Keduanya bicara dalam suara yang pelan. Namun entah mungkin pendengaran Zehra yang terlalu tajam atau karena ruangan yang terlalu hening, pembicaraan mereka sampai ke telinga Zehra begitu saja. “Apa kau tidak sadar siapa dia?” Tuduh Keanu dengan tangan menuding ke luar jendela dimana seharusnya Zehra berdiri menunggu Marinka. Namun keduanya tidak mengarahkan pandangan kesana dan tidak menyadari kalau Zehra tak lagi ada disana. “Dia hanya gadis miskin yang mencoba mendekatimu untuk memanfaatkanmu.” Ucap Keanu lagi yang seketika membuat mata Marinka terbelalak memandang kakaknya tak percaya sementara Zehra sendiri merasa jantungnya tertusuk belati tajam. “Kau masih pendatang baru disini. Kau terlalu lama tinggal dalam kurungan Mama dan Papa sampai kau tidak bisa membedakan mana teman yang baik untukmu dan mana teman yang hanya mendekatimu untuk memanfaatkanmu.” Ucap Keanu lagi dengan penuh penekanan. “Tapi bukan Zehra yang mendekatiku, sejak awal, akulah yang mau berteman dengannya. “Aku tidak punya siapa-siapa disini. Aku tidak mengenal siapapun. Aku tidak punya teman bermain. “Kakak selalu sibuk dengan pekerjaan kakak, dan aku kesepian. Karena itulah aku menjadikan Zehra temanku dan mengajaknya bermain bersamaku. “Aku yang memaksanya. Dan Zehra juga tidak pernah memanfaatkanku. Dia bahkan tidak pernah meminta tolong padaku, aku yang selalu meminta tolong padanya.” Bela Marinka dengan nada berapi-api. Dan memang faktanya seperti itu. Zehra tidak pernah berusaha mendekati Marinka. Marinka lah yang datang padanya dan mengulurkan tangan untuk mengajaknya berteman. Meskipun Zehra sudah berusaha menolaknya karena ia tahu bahwa dirinya dan Marinka tidaklah satu level. Tapi Marinka tetap bersikukuh bahwa dia ingin berteman dengan Zehra. Bahkan gadis itu terus berupaya mendekatinya bahkan sampai datang ke kediamannya hanya supaya bisa mengenal Zehra dan keluarganya lebih jauh. Lantas apa Zehra harus mengusir gadis itu sementara ibu dan juga adiknya sudah jatuh cinta pada sosok Marinka? Gadis kaya yang begitu polos dan ramah? “Ya, modus seperti itulah yang biasanya digunakan seorang penipu sebelum memeras orang lain seperti kita. “Mereka akan terlihat biasa, mereka akan menunjukkan sisi tegar mereka selama beberapa waktu sebelum kemudian perlahan mereka mengucapkan kesusahan-kesusahan yang mereka rasakan, kesulitan hidup yang mereka jalani yang urusannya tidak jauh dari masalah ekonomi. “Lalu setelah itu kau akan merasa iba sehingga kau pelan-pelan mulai mengosongkan isi rekeningmu dan memberikannya pada mereka. “Mulanya mungkin kau merasa biasa saja dan kau tidak merasa kehilangan apa-apa karena mereka meminta dalam angka yang kecil, dan mereka juga akan berpura-pura menolak pemberianmu dengan alasan bahwa mereka tidak membutuhkannya. “Lalu kemudian kau akan memaksa mereka dan dengan alasan tak tega, dan mereka akan menerima bantuanmu karena merasa tak tega menolak ketulusanmu. “Setelahnya, perlahan mereka akan meningkatkan nominal yang mereka butuhkan dan kau baru akan menyadarinya saat isi rekeningmu kosong.” Ucap Keanu lagi dengan nada berapi-api namun tetap dengan suara lirih. Zehra menelan ludahnya dengan susah payah. Begitukah padangan Keanu pada sosok miskin seperti dirinya. Padahal saat melihat sosok tampan dan gagah pria itu, Zehra tidak pernah menyangka bahwa Keanu memiliki pikiran buruk tentang kaum miskin seperti mereka. Inilah alasan kenapa kita dilarang menguping pembicaraan orang. Karena ternyata saat orang lain membicarakan keburukanmu di belakangnya, rasanya teramat menyakitkan. Zehra melangkah menjauh dari ruangan itu dengan perlahan dan tanpa suara. Meskipun yang dia inginkan adalah lari sekuat tenaga sampai ia bisa benar-benar berada jauh dari Marinka dan kakaknya. Marinka yang polos dan lugu, memang berbanding terbalik dengan Keanu yang dewasa dan sudah tahu bagaimana kehidupan nyata. Sama seperti Zehra. Namun tetap saja, mendengar Keanu mengatakan hal buruk tentang dirinya membuat Zehra merasa sakit hati. Inikah alasan kenapa pria itu selama ini selalu memandangnya dengan dingin. inikah alasan kenapa Keanu selama ini tidak pernah menyambut Zehra sebagai teman dari adiknya. Karena dirinya miskin. Dan karena kaum miskin sepertinya, jika bergaul dengan mereka yang kaya raya hanya akan menjadi sosok parasit yang akan menggerogoti kekayaan si kaya sampai tak bersisa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN