Meskipun Alluna berusaha untuk menghentikan langkah ayahnya membawa Sena ke Singapore, semua itu tidak bisa mencegah Jackson dan juga Sena sendiri yang sudah memutuskan untuk ke sana. Wanita itu sepertinya sudah bertekad melupakan semua yang ada di sini. "Maafin Kakak, Una. Kakak yang memilih jalan ini." Ucapan Sena masih tergiang di telinga Alluna, meskipun kakak dan ayahnya sudah pergi dari semalam. Gadis yang belum genap berusia dua puluh satu tahun tersebut tampak diam melamun di taman alun-alun kota. Ya, Alluna memutuskan untuk pulang lebih awal dan merehatkan diri dari segala hal yang memusingkan dirinya. Bukan rebahan di kasur yang Alluna pilih. Melainkan membawa diri di keramaian alun-alun kota. Pikirannya terasa lebih tenang setelah melihat senyuman anak kecil yang bermai