Hazel benar-benar panik mendengar suara keras sirine yang tak kunjung berhenti. Wanita itu berlari ke dalam. Berusaha mencari-cari tombol yang mungkin bisa ia tekan untuk menghentikan suara sirine tersebut. Namun, tidak. Tidak ketemu. Dia tidak berhasil menemukan tombol apapun. Semakin panik, Hazel berbalik. Berlari keluar dari dalam ruangan yang penuh dengan senjata api tersebut, berniat untuk keluar dari bangunan yang disebut sebagai markas oleh para pengawal Oliver. “Berhenti! Angkat tanganmu!” Langkah kaki Hazel langsung berhenti. Wanita itu menghembus napas. Sepasang matanya terpejam sepersekian detik sebelum kembali terbuka. “Angkat tangan!” Suara bariton itu terdengar lebih keras. Hazel mengepal kedua tangan. Dia tidak mengangkatnya seperti yang diperintahkan. Wanita yang sedan

