Bimbang

1094 Kata
Azan isya sudah berkumandang sejak satu jam yang lalu. Entah apa yang membuat Agam melamakan shalatnya, mungkin karna sekarang dia merasa sedang membutuhkan Tuhannya, begitulah sifat dasar manusia masa kini, teringat pada Tuhannya saat sedang merasa butuh saja. Sudah beberapa kali Agam mengetuk pintu kamar istrinya, namun tetap tak ada jawaban. Agam berjalan menuju kamar istrinya, belum sempat ia mengetuk pintu, sayup sayup terdengar suara orang yang mengaji mengurungkan niat Agam untuk menemui istrinya. Agam kembali berjalan hendak menuju ruang keluarga untuk menonton tv, tapi di tengah jalan matanya tertuju pada tudung saji di atas meja makan. Tangannya perlahan membuka tudung saji dan terdapat makanan yang masih hangat di sana. Agam mengurungkan niatnya untuk menonton TV lalu duduk di meja makan dan memakan makanan yang arfa masak, Agam tau betul ini masakan arfa. Berarti dia tau aku masih disini, dan berarti tadi dia turun buat masak, kenapa aku nggak denger apa apa? Pikiran itu terus berkecamuk di kepala agam sampai makanan di piringnya habis. entahlah makan malam kali ini rasanya ada yang kurang. Selepas makan Agam melanjutkan niatnya menonton TV, ah mungkin tv yang menontonnya. Disela sela Agam melamun getar smartphone di meja mengagetkannya Ya ampun aku lupa izin sama arumi.. "Hallo Assalamu'alaikum" "Wa'alaikumussalam, mas kamu dimana?" "Aku masih di rumah jagain arfa.. Maaf ya mas lupa ngabarin." "Iya gk papa, mas mau nginep di sana?" "Iya, kasian arfa sendirian, apalagi dia lagi sakit." "Ya udah mas, aku cuma mau mastiin kamu baik baik aja." "Iya, makasih udah khawatir sama mas" "Iya, udah ya mas arumi mau tidur dulu." "Iya, mas juga mau tidur. Selamat tidur" "Selamat tidur juga mas, aku tutup ya, assalamu'alaikum" "Wa'alaikumussalam." Setelah sambungan terputus Agam melirik jam di dinding 21:23 Dengan segera Agam mematikan TV dan berjalan menuju kamarnya. Agam mengetuk pintu beberapa kali, namun tak ada jawaban yang dia dapatkan. Agam mencoba membuka pintu dan ternyata pintunya tak di kunci. Ia masuk dan mendapati istrinya sudah tidur memunggunginya. Baru kali ini arfa tertidur memunggunginya. "Fa, kamu udah tidur?" ...... "Fa, kamu beneran udah tidur?" Tak ada pergerakan sama sekali Huuffttt.. Helaan nafas kembali terdengar dari mulut agam Agam duduk di tepi ranjang, dilihatnya punggung sang istri yang bergerak teratur, setelahnya Agam berbaring. Sebenarnya Agam bimbang ketika ingin memeluk istrinya, tapi dengan perlahan tangan kokohnya memeluk pinggang istrinya. rasanya sama, hanya terasa sedikit dingin. Agam mencoba memejamkan matanya, menikmati kehangatan yang tercipta diantara dinginnya sifat arfa padanya saat ini. Namun nihil, agam tak dapat memejamkan matanya sama sekali. Tak lama kemudian dia merasakan pergerakan di sampingnya, Agam pura pura tertidur. Agam merasakan arfa bangun dari tidurnya, Agam kira arfa akan pergi ke kamar mandi, tapi saat dia mendengar pintu kamar yang terbuka dia langsung bangun dari tidurnya. "Mau kemana fa?" "Eh mas, arfa mau ke dapur" "Mau apa?" "Mau ambil minum, arfa lupa bawa tadi." Agam turun dari ranjang dan mendekati arfa "Biar mas aja yang ambil, kamu tunggu di sini" "Gk perlu mas arfa bisa sendiri" "Sampai kapan kamu ngegindar dari mas" "Gk ko mas" "Fa dengerin ya, mas tadi siang cuma ngasih tau alasan mas nikah sama arumi, mas.." "Udah mas gk perlu di lanjut, arfa mungkin tadi cuma lagi sensi aja." "Ya udah, kamu masuk, mas mau ambil minumnya dulu.." "Ya udah makasih ya mas.." "Ya, tunggu di dalem" **********"********** Agam duduk ditepi ranjang "Fa" "Iya mas" "Kamu ngantuk gk?" "Iya mas" "Ya udah tidur aja" Arfa berniat membalikan kembali badannya memunggungi Agam "Kamu masih marah sama mas?" "Gk ko mas" "Trus kenapa tidurnya munggungin mas?" "Ehmm. Arfa cuma lagi pengen tidur nyamping aja mas" "Kan bisa nyamping ke arah mas" Tanpa banyak kata, arfa memiringkan badannya menghadap tempat Agam tidur. Agam ikut berbaring dan memiringkan badannya menghadap arfa, wajah arfa bersemu merah saat Agam melihatnya begitu intens. Arfa mencoba memejamkan matanya, namun saat membuka matanya dia kembali mendapati Agam masih menatapnya intens. "Kenapa sih mas?" "Mas kangen sama kamu" "Kan dari tadi mas di sini sama arfa" "Iya, tapi mas masih kangen sama arfa, soalnya arfa tadi nyuekin mas.." "Maaf ya mas" "Iya gk papa." Keheningan terjadi di antara mereka, "Mas jangan liatin gitu dong, Arfa malu" "Kenapa harus malu? Mas kan suami kamu" "Ih mas mah pura pura gk tau" ucap arfa berniat membalikan badannya Belum sempat arfa membalikan badannya tangan suaminya sudah bertengger menghentikan pergerakan nya. "Mas ih malu" "Udah tidur, selamat tidur sayang Cup.." "Selamat tidur juga mas" **********"********** Arfa.. Agam berniat pulang ke rumahnya pagi ini "Hati-hati ya mas" "Iya, kamu gk papa mas tinggal?" "Gk papa mas, udah cepetan nanti di tunggu sama Mama" "Ya udah mas pergi, Assalamu'alaikum" "Wa'alaikumussalam" Setelah kepergian suaminya arfa sibuk mengemas rumah yang kemarin belum dia bersihkan. Mulai dari mencuci pakaian, nyapu, ngepel, nyetrika dan masih banyak lainnya, setelah selesai arfa mandi dan memakai pakaiannya. Saat arfa tengah duduk di meja rias, arfa melihat pantulan dirinya sendiri di cermin, arfa mengamati penampilannya dari atas sampai bawah, celana kulot panjang dan baju sampai sikut. Dia sadar baju itu tak bisa menutupi semua auratnya. Arfa membuka pintu lemari dan mengambil gamis soft pink yang dia punya, lalu dia pakai baju yang dia ambil dan kembali ke depan cermin. Dia mengamati semua yang melekat padanya Apa mungkin ini saatnya aku memakai pakaian yang seharusnya seorang muslimah pakai? Apa mungkin semua masalah ini juga teguran dari Allah karna aku belum sempurna menutup aurat? Entahlah arfa ragu.. Arfa teringat satu orang yang bisa membantunya. Dia mengambil smartphone di atas meja rias dan menghubungi sahabat baiknya itu "Halo Syah.." "Assalamu'alaikum dulu buk" "Eh iya, assalamu'alaikum" "Wa'alaikumussalam, ada apa?" "Syah aku mau tanya boleh?" "Tanya apa?" "Kamu kan berhijab tuh, aku mau tanya kenapa kamu mau pake hijab segede itu?" "Ini bukan hijab, tapi kerudung. Hijab itu baju yang di pakai muslimah buat menutupi badannya." "Iya, maaf aku lupa! Udah deh cepet jawab pertanyaan aku." "Kenapa aku mau pake kerudung kaya gini itu alasannya karna ini itu wajib, seluruh wanita muslim itu harus menutup seluruh auratnya, bukan setengah setengah.." "Syah, menurut kamu kalau aku pakai baju kaya kamu gimana?" "Ya itu bagus, setidaknya kamu punya niat memperbaiki diri." "Tapi aku masih ragu Syah.." "Kenapa harus ragu?" "Aku kurang siap" "Menutup aurat itu bukan tentang kesiapan fa, tapi kewajiban." "Ya udah deh aku pikir pikir dulu.." "Apa lagi yang mau dipikirin fa, udah kelamaan kamu mikir, kalau mati duluan gimana?" "Ih Syah, kamu kok gitu ngomongnya?" "Ya bener kan? Emang kamu tau kalau kamu matinya kapan?" "Ya enggak.." "Nah itu, udah ya aku lagi sibuk nih..." "Sok kamu, ya udah, makasih ya Syah" "Sama sama, udah ya , aku tutup Assalamu'alaikum" "Wa'alaikumussalam." Sambungan terputus, menyisakan arfa yang kembali memikirkan niatnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN