Kamu Lagi Sedih, 'Kan?

1086 Kata

Senja telah berlalu dan hanya menyisakan gulita. Tidak ada lagi keindahan yang menyertai hadirnya. Semua menghilang bersama dengan perginya senja itu. Bersamaan dengan itu hadirlah pendar cahaya yang berasal dari lampu rumah-rumah penduduk dan kafe di tepi pantai. Mengingatkan kita jika tidak ada sesuatu hal yang sempurna dan abadi. Segala keindahan maupun gelap hanyalah sesaat. Semuanya pasti akan berakhir pada waktunya. Nazra memejamkan mata menyambut lembut belain ain pada wajahnya. Lembut dan sejuk. Serupa memberi semangat pada jiwa yang sedang patah. Dia menarik napasnya dalam-dalam. "Kenapa aku begini lagi? Padahal sudah beberapa saat aku sudah melupakannya," protes Nazra kepada diri sendiri. Padahal biasanya dia tidak menangis dan terluka sedalam ini. Jadi, sebenarnya apa yang m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN