Mulai Dari Nol

1619 Kata

Semilir angin yang tertiup dari pendingin ruangan menerpa permukaan kulit Nazra. Menusuk hingga ke dalam pori-pori. Tidak, bukan itu yang membuat wanita tersebut menggigil, melainkan keberadaan Liam. Ya, Nazra menerima ajakan Liam untuk makan siang dengannya. Dia memang tidak yakin dengan perkataan pria itu, tetapi tetap saja tubuhnya mengikuti ajakan sang kekasih palsunya itu. Wanita itu kini duduk persis di depan liam, di antara mereka ada sebuah meja yang memisahkan. Kedua tangannya saling meremas di bawah meja bentuk mengalihkan rasa gugup yang menginvasi hati dan seluruh tubuhnya. Entah dengan Liam, tetapi Nazra merasa seperti itu. Sementara, pria itu menggenggam kedua tangannya di atas meja. Tatapannya lurus ke arah Nazra yang sejak tadi tampak gelisah sejak tadi, meski berusaha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN