Pahit dan Menyakitkan

1063 Kata

Rintik hujan membersamai semesta semenjak pagi. Awan mendung pun menghalau bias matahari. Seolah-olah berkonspirasi untuk menyejukkan dunia dari teriknya hari yang beberapa telah menemani. Nazra tengah duduk di kursi kerjanya, menopang dagu dengan kedua tangannya. Matanya memandang nanar jauh ke arah bangunan-bangunan yang menjulang tinggi yang menghiasi ibu kota melalui dinding kaca di ruang kerjanya. Tampak tegar dan berdiri kokoh meski hujan badai menerjang berulang kali. Telah beberapa saat wanita tersebut berada dalam posisi seperti itu. Ya, hujan memang kadang membuat seseorang melamun dan memikirkan sesuatu yang telah lampau. Seperti ingatan kisah manisnya yang sering menghampiri bersama hadirnya rintik hujan. Aneh. Padahal telah lima tahun pria yang telah menjadi cinta pertamany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN