Bagi Nazra, tidak ada pilihan yang lebih baik selain pulang dalam situasi dicampakkan saat makan malam seperti ini, selain pulang ke rumah. Rasanya tidak mungkin dia mempermalukan diri sendiri dengan bertindak gegabah. Melampiaskan emosinya dengan menangis atau berpura-pura menjadi wanita yang tersakiti hanya akan membuatnya malu setengah mati. Wanita itu memilih pulang sendiri. Melampiaskan air mata pada bantal sepertinya cukup bagus juga. Nazra sangat kecewa dan merutuk mengapa dirinya membuat story soal rencananya makan malam. Padahal niat awalnya adalah untuk membuat Sisca cemburu. Kini Nazra malah teraskiti atas perasaannya sendiri. Dia menciptakan pisau yang digunakan untuk menusuknya, bukan menusuk Sisca. Sentanya bagai bumerang yang justru melukai dirinya sendiri. Sementara i