"Ra!" panggil Pria berwajah tampan nan atletis itu. Tangannya masih setia melambai di udara padahal Nazra telah menemukan sosoknya di antara pengunjung kafe yang ramai itu. Nazra masih terpaku di tempatnya sembari menggelang-menggelengkan kepala melihat tingkah pria itu. Karena tidak sabar menanti wanita itu tiba di tempatnya, pria tersebut menghampiri Nazra. "Lama banget, sih, jalannya. Seperti pengantin," protes pria itu dengan nada bercanda meski wajahnya terkesan kesal. Namun, satu tangannya tetap memeluk pundak Nazra dengan santainya. "Apaan, sih, Ga. Kamu yang enggak sabar banget nungguin aku." Nazra membalas sembari melayangkan cubitan di lengan pria itu. Namun, meski cubitan itu tidak keras, tetap saja pria itu mengaduh kesakitan. Dituntunnya tubuh Nazra menuju meja tempatnya