"Muntah-muntah dan sakit kepala?" ulang Nawang meninggikan nada suaranya setengah oktaf. "Iya." "Jangan-jangan istrimu hamil!" tebak Nawang semakin histeris dan senyum misterius terpancar di bibirnya. "Bukan hamil, tapi masuk angin." Itu bukan suara Rivaldo atau suara Arsan yang tiba-tiba terbangun karena kegaduhan di dapur. Itu adalah suara Alin yang saat ini tengah berdiri bersandar di kusen pintu penghubung dapur dan ruang makan. Rivaldo dan Nawang sontak menoleh ke arah sumber suara tadi. Ekspresi keduanya sama-sama terkejut melihat keberadaan Alin di sana. Wajah pucat dan tubuh lemas itu terlihat tak berdaya tapi masih bisa menuruni anak tangga menuju dapur. Hebat sekali! Ingin rasanya Rivaldo memarahi Alin yang begitu bandel jika diajak untuk beristirahat saja. "Tapi muntah dan