Suasana hati Hening langsung berubah saat Devan berucap rindu kepadanya, dan dia yang bingung bagaimana menanggapi. Dia memilih diam saja sambil membelai rambut Daren yang lebat, persis rambut Devan. Devan mendengus tersenyum melihat perubahan di dalam diri Hening, “Kamu merindukan Daren … apa masih ingat malam pertama kita berdua, malam yang sepi, di dalam kamar di lantai tiga rumahku, dan kamu awalnya mengira sudah selesai aku sentuh, padahal belum—“ Hening tersenyum kecil, muncul perasaan malu mengingat malam pertamanya, dia yang tidak mengerti apapun tentang hubungan suami istri waktu itu, dan Devan adalah pria pertama yang berhasil menyentuh hati dan tubuhnya. “Baru satu kali sentuhan, nggak lama kamu hamil Daren, anak yang ganteng ini. Lalu kita yang saling merindukan, tetap nakal