Ketika Arini sudah menutup pintu kamar, Devan diam-diam meraih ponsel dan menghubungi Hening. Namun sayang, panggilannya tidak disambut, dia berpikir bahwa Hening pasti sedang sibuk berbincang dengan keluarga besar Widya dan mamanya. Dia melirik pintu kamar yang tertutup, membiarkan Arini berbicara dengan Adit melalui ponsel. Sementara itu di dalam kamar, Arini menggerutu kesal karena Adit yang nekat meneleponnya, padahal dia sudah meminta Adit untuk tidak lagi menghubunginya. “Sudah aku bilang, Adit. Kamu jangan menghubungiku lagi. Apalagi tadi kamu menelepon aku sedangkan ada Devan di sampingku. Kamu membuatku sangat takut.” “Apa dia tahu aku yang menelepon kamu?” Arini berdecak kesal. “Aku rasa tidak, dia duduk di luar sekarang. Aku bilang mamaku yang meneleponku.” Dia takut-takut m