Arini menggigit bibirnya getir, masih mengingat betapa marahnya Lita kepadanya, mengungkit perselingkuhannya dengan Adit yang menurutnya sudah selesai dan tidak perlu dibicarakan. Mengingat Lita yang ikut panik dan membantu mama mertuanya yang pingsan, Arini merasa sangat bersalah karena telah berbohong kepadanya, mengelak semua yang dituduhkan kepadanya. “Seharusnya kamu mengaku saja, Arini. Semakin kamu mengelak atas kesalahan yang kamu buat, orang akan terus menekan kamu dan kamu yang nanti pusing sendiri.” Devan menghela napas panjang. Menurutnya seandainya Arini tidak mengelak, mengaku dan minta maaf, masalah akan lebih cepat selesai dan mamanya tidak akan sampai harus pingsan, dan masalah bisa dibicarakan baik-baik. “Tapi apa boleh buat, kamu sudah terlanjur begitu.” “Aku … aku mal