Devan menatap wajah Hening yang masih bingung. “Kenapa?” “Aku merasa kurang pantas malam ini,” jawab Hening, dan wajahnya yang berubah murung. “Kurang pantas bagaimana?” “Aku … merasa nggak enak saja, Mas. Kita baru saja pulang dari rumah duka, dan —“ “Ssst.” Devan menyentuh ujung bibir Hening dengan telunjuknya. “Jangan terlalu berlebihan, Sayang. Justru saat-saat beginilah kita butuh relaks. Kamu pikir aku nggak sedih? Aku sedih, Ning. Aku sangat dekat dengan Adele dulu….” Devan menelan ludahnya kelu, kembali mengingat kebersamaannya dengan Adele di masa lalu. Anak itu sangat ceria dan manja dengannya. “Aku sedih banget pas Karen bilang kalo Adele ingin bermain dengan Daren, hm … mereka pernah bertemu?” Devan mengangguk. “Justru saat itu aku menemukanmu kembali.” “Maksudmu?” Deva