“Aku bisa pelan-pelan membicarakan tentang hubungan kita ini ke ibuku, tapi tidak sekarang waktunya,” ujar Hening, dan dia masih bisa berharap ibunya mengerti. Devan memegang erat tangan Hening, menatapnya penuh cinta. “Kamu benar, Ning. Jangan terlalu cepat membahas hubungan kita ini ke ibumu, bisa-bisa kita nggak bisa ketemuan seperti ini.” “Haha, Mas.” “Aku senang bisa pacaran dengan kamu.” Hening masih dengan tawanya, seru juga berpacaran dengan mantan suami, dan dia yang bisa tetap bertemu Daren. “Tapi aku sangat berharap kita bisa menikah secepatnya.” “Iya, Mas.” “Hm, dan bisa lebih bebas. Aku nggak tahan, Ning. Kamu?” Hening menggeleng tertawa, enggan mengaku bahwa dia yang juga sebenarnya tidak mampu menahan diri. “Apa yang kamu ingat tentang kita berdua di atas ranjang?”