“Iya. Dia sangat takut kehilangan Mbak Arini dan dia sangat mencintai Mbak,” ujar Hening. “Tapi aku ... aku telah melakukan kesalahan—“ Hening menggeleng. “Mbak Arini harus semangat menjaga kesehatan, dan aku yakin Mbak kuat dan sehat, dan Mbak yang akan selalu merasakan cinta mas Devan.” “Tapi ... dia mencintaimu, Ning. Dia mengakuinya—“ “Ya, mungkin dia mencintai kita berdua.” “Ah, dia lebih mencintaimu, dan aku nggak percaya dia mencintaiku.” Hening berdecak dalam hati, seandainya dia tahu akan begini, dia akan menolak permintaan Devan untuk menikah, juga menolak keinginan Arini. “Maaf, Hening.” Arini tampak bingung dan dia yang terus berucap maaf. “Mbak, percayalah. Mas Devan sangat mencintai Mbak,” ujar Hening sungguh-sungguh, membuat mata Arini berkaca-kaca dan terharu. Set