Cuplikan Bab 15

463 Kata
"Kak Ratu kenapa?" tanya Ayunda panik saat melihat Rendra mencoba menyelamatkan Ratu yang pingsan dan jatuh ke dalam kolam renang. Maudy ikut panik dan sadar kalau Ratu mendengar ucapan Ayunda tadi, hati ibu mana yang tidak akan sakit mendengar anak kandungnya enggan menerimanya sebagai ibu. Rendra menarik tubuh Ratu ke tepi kolam dan mencoba mengeluarkan air yang masuk dengan menekan beberapa kali d**a Ratu dengan tangannya. "Sadarlah, demi Ayu dan aku." Rendra terlihat panik dan takut. Sejak berbicara dengan Maudy ditelepon tadi, hatinya sedikit tidak tenang dan ia memutuskan untuk pulang dan sesampainya di apartemen ia melihat Ratu sedang berdiri di belakang Maudy dan mendengar curahan hati Ayunda tadi. Hatinya sakit mendengar Ayunda enggan menerima Ratu sebagai ibunya tapi yang semakin membuatnya sakit, Ratu terlihat hancur dan sulit menerima penolakan Ayunda hingga pingsan dan jatuh ke dalam kolam renang. Tak butuh waktu lama Ratu sadar dan mengeluarkan air yang sempat masuk ke dalam mulutnya. Rendra membuang napas penuh syukur, ia ingin menjauh agar Ratu tidak marah tapi pegangan Ratu di tangannya membuat Rendra tak berkutik. Wajah Ratu sangat mengiba dan matanya memerah menahan tangis. "Kenapa kamu selamatin aku? Aku ... aku ..." Rendra memberi kode agar Maudy membawa Ayunda kembali ke apartemen, Maudy pun membawa Ayunda dan meninggalkan Rendra bersama Ratu. Rendra membantu Ratu dengan menggendongnya lalu membaringkan Ratu di kursi. "Aku nggak mungkin melihat kamu meninggal dengan sia-sia sebelum mendapat maaf dari anak kita." "Dia membenciku sebagai ibunya, aku ..." isak tangis Ratu semakin menjadi-jadi dan reflek ia menyandarkan kepalanya di d**a Rendra dan tangannya memeluk pinggang Rendra dengan sangat erat. "Berusahalah membuat dia bisa menerima kamu sebagai ibunya." "Aku takut ..." pelukan tadi semakin kencang. Rendra menutup matanya agar ia bisa menahan hasratnya untuk membalas pelukan Ratu. "Aku di sini untuk kamu, aku akan pastikan Ayu akan memaafkan dan bisa menerima kamu," ujar Rendra. Ratu semakin membenamkan wajahnya di d**a Rendra, Ratu mencium aroma tubuh yang sama sejak pertama kali ia mengenal Rendra. "Sampai kapan kamu memeluk aku seperti ini. Orang akan mengira kita suami istri sungguhan, bukan suami istri yang sebentar lagi akan bercerai," ujar Rendra yang semakin sulit menahan keinginannya untuk memeluk Ratu. Ratu langsung melepaskan pelukannya dan mulai salah tingkah, bahkan wajahnya memerah menahan rasa malu. Rendra tertawa untuk pertama kalinya di depan Ratu. Ratu memanyunkan bibirnya dan hendak berdiri meninggalkan Rendra tapi kepalanya tiba-tipa terasa sakit dan tubuhnya langsung oleng. Untungnya Rendra dengan sigap menangkap tubuh Ratu, kini tubuh mereka melekat dan wajah mereka hampir menyatu. Mata Ratu tidak berkedip menatap wajah Rendra, begitu pun Rendra. "Hati-hati," ujar Rendra sambil membantu Ratu berdiri dengan baik. Rendra hendak melepaskan tangannya dari pinggang Ratu tapi tidak jadi saat ia merasakan bibir Ratu menempel di bibirnya. Rendra kaget dan memelototkan matanya. Kali ini bukan dirinya yang mencium Ratu tapi Ratu yang mencium dirinya. "Kali ini ... aku yang akan melecehkan kamu, Rendra." ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN