“Hon, nanti kamu jadi anterin makan siang ke klinik?” “Iya, Mas. Setelah nganter makan siang aku mau ke rumah Eyang Sugeng. Beliau tadi kirim pesan mau ajak aku memanen sayuran di kebunnya.” “Tunggu di rumah Eyang saja. Biar aku jemput pulangnya.” “Iya, sekalian bawain martabak telur ya.” Mas Agung mengangguk sambil menghabiskan sarapannya. Sementara aku membuat lasagna pesanan Eyang. Aku tidak ikut sarapan karena sudah ngemil roti selai sebelum masak. Semua itu karena aku menemani suamiku begadang hingga dini hari. Hari kelima setelah menikah tidak ada yang berbeda. Semuanya masih sama, aku bangun pagi menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah. Sedangkan Mas Agung setelah subuh olah raga di ruang gym, lalu bersiap pergi ke klinik. “Siap, Hon. Oh, iya, mau dibawain sate apa tidak?”