Sembilan Puluh Sembilan

1877 Kata

Ayesha memandang ruang kerja Alka dengan wajah sedih, entah apa yang dipikirkannya? Dia sudah seminggu ini tak bertemu dengan pria tampan itu. Pria yang pernah menyelamatkannya dari serangan brutal dua bersaudara. Bahkan setelah hari itu, Ayesha memblokir semua nomor mereka, termasuk orang tua Bulan. Dia tak mau lagi berurusan dengan mereka. Menyakitkan jika diingat. Di masa kecil sampai dewasa dia tak pernah mendapat kasih sayang dari mereka yang justru memperlakukannya seperti b***k. Livia menghampiri Ayesha yang mematung di depan pintu Alka, “Yesh, tolong siapkan kopi, bapak sebentar lagi tiba,” ucap Livia. “Bapak?” tanya Ayesha dengan mata berbinar, “Iya kenapa? Senang banget kayaknya,” kekeh Livia. “Ehm enggak, baik saya siapkan kopi untuk bapak,” tutur Ayesha. Livia mengangguk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN