Puzzle

890 Kata
Semakin hari semakin Alley memikirkan tentang masa lalunya, semakin membuatnya bingung. Kemarin Luciel mengatakan bahwa dialah tunangan yang sesungguhnya. Hah~ apa mungkin akan ada lagi pria lainnya yang mengaku tunangannya dimasa lalu? "Aku pulang..." Alley melihat kearah sumber suara itu datang, Arlen-tuan rumahnya sudah pulang. "Selamat datang, Arlen." "Ini buat kamu, sebagai permintaan maafku karena tidak jadi menemanimu menjenguk ayahmu tadi." Arlen memberikan sebuah paper bag berukuran cukup besar dan Alley segera mengambilnya. "Loh? Kamu memberikanku album foto?" "Buka saja dulu dan lihat foto apa saja yang ada disana." Alley membuka album foto bersampul merah itu dan melihat foto seorang wanita yang sangat mirip dengannya-ralat-mungkin ini memang dirinya di masa lalu yang tidak diingatnya. Dengan wajah tenang, Alley membuka halaman-halaman album dengan seksama. Banyak senyuman dan kemesraan yang tergambar dialbum itu. Arlen bergabung melihat album foto itu bersama Alley dengan tubuh yang mendekat. "Album ini berisikan semua foto kita, Grace. Ini adalah kamu dimasa lalu. Lihat, betapa bahagianya kita dulu. Kau percaya padaku, kan?" Alley tetap menatap wajahnya di album foto itu, "Mungkin saja, aku hanya mirip dengan Grace?" "Kau adalah Grace... Grace milikku." Arlen memeluk Alley dengan erat. "Kau sudah bertemu dengan Luciel kan? Dia bukanlah tunanganmu." "Kau mengenal Luciel?" "Tentu saja, dia adalah musuhku. Dia ingin merebutmu dariku dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi." "Cukup." Alley memaksa melepas tangan Arlen yang memeluknya. "Aku bukan tunangan siapapun. Aku bingung dengan keadaan semua ini, aku hanya ingin bekerja dan mendapatkan uang untuk pengobatan Ayahku... Kenapa akau sekarang harus menjadi tunangan 2 orang? Grace? Apalagi nama itu menggangguku. Kamu dan Luciel membuatku pusing." "Alley, maafkan aku terlalu memaksakan dirimu untuk segera mengingat masa lalu, tapi aku hanya tidak ingin kehilanganmu lagi." Arlen ingin kembali memeluk Alley, namun Alley memundurkan langkahnya. "Tidak. Kita batalkan saja perjanjian kontrak pertunangan ini, aku tidak mau berurusan dengan kepingan teka-teki ini." Alley segera bergegas menuju kamarnya. "Alley, tunggu dulu. Ini memang membingungkan. Masa lalu kita sedikit rumit dan kamu yang mengalami traumatis jadi lupa ingatan secara acak. Itulah yang membuatku sedih. Hanya aku yang tidak kamu ingat. Hanya kenangan kita, Alley." "Karena mungkin memang tidak ada kisah diantara kita." "Ada." ucap Arlen. "Album foto inilah buktinya." "Ini tidak cukup. Sudahlah, aku akan pergi dari sini. Batalkan perjanjian itu, aku tidak mau berurusan denganmu lagi." "Kalau kau memang memaksa, aku akan membuatmu menjadi milikku malam ini." Arlen dengan emosi menggendong tubuh Alley menuju kamarnya. "TURUNKAN AKU!!! AKU TIDAK MAU MENJADI MILIKMU!" berontak Alley pada Arlen dengan teriakan keras, "KARENA KAMU MAU PERGI DARIKU, AKU HARUS MEMBUATMU TINGGAL BERSAMAKU!" Arlen menjawab Alley juga dengan teriakan. "Kenapa kamu memaksaku? Aku hanya ingin mencari uang untuk pengobatan Ayahku dan kenapa aku harus dihadapkan dengan hal seperti ini? Kamu memaksaku untuk tetap bersamamu... Aku tidak mau." Alley berusaha menahan air matanya. "Cinta. Aku mencintaimu dan prinsipku adalah memilikimu yang aku cintai." . . . . . Otaknya lelah dan matanya sembab karena menangis tadi, Alley tidak bisa tidur malam ini. Dia dikurung dalam kamar Arlen bersama dengan pria itu. Malam ini Arlen tidak berbuat lebih untuk mendapatkan Alley, namun dia akan melakukannya jika dia harus. Arlen tampan dan kaya raya, dia juga pintar, segala impian wanita ada padanya. Tapi Alley merasa ada kegelapan yang ditutupi olehnya. Alley tahu jika Arlen mencintai sosok Grace dalam dirinya, tapi kegelapan yang dimiliki mata Arlen seolah akan menangkap Alley untuk terperangkap bersamanya. Itu membuatnya takut. Wanita lain mungkin akan menerima begitu saja jika tahu kalau sebenarnya dimasa lalu pernah bertunangan dengan Arlen, beda hal dengan wanita lain, pemikiran Alley begitu dalam. Dia sangat yakin dikehidupan Arlen yang serba mewah ini memiliki banyak musuh. Alley tidak ingin masuk dalam bahaya. Dia tidak ingin tahu masa lalunya yang hilang dibeberapa bagian. Alley tidak mau lagi hidup dalam bahaya. Tidak untuk kedua kalinya. "Kau tidak bisa tidur?" Arlen turut bangun dengan posisi duduk. "Kau menangis?" "Tidak. Ini hanya keringat." "Kau memikirkan apa? Masa lalu kamu?" Arlen menyentuh pipi basah Alley dan mengusap lembut jejak air matanya. "Kau jangan takut akan bahaya lagi, kali ini aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkan kamu dalam bahaya lagi dan juga kamu tidak akan kehilangan keluargamu lagi." "Aku hanya ingin hidup tenang, lepaskan aku... Biarkan aku tidak mengingat apa yang sudah terjadi." "Aku tidak bisa melakukannya, jangan minta hal itu." . . . . . Hari ini Alley ingin kembali menjenguk Ayahnya dan Arlen akan ikut hari ini. Alley merasa bingung untuk menjelaskan apa yang akan dia ceritakan pada Ayahnya tentang semua situasi yang membingungkan ini. Dengan terus berpikir didalam mobil, Alley tidak sadar jika Arlen mendekatkan wajahnya kedepan Alley. Tinggal beberapa centi lagi mungkin mereka akan berciuman. "Hey! Apa yang sedang kamu lakukan, Arlen?" "Kau tampak serius berpikir. Kau takut dengan Ayahmu yang mungkin akan mengusirku?" Alley tidak menjawab. "Aku akan anggap diam itu sebagai jawaban iya." "Terserah kamu." Saat samoai dirumah sakit, Arlen terus menggandeng tangan Alley menuju kamar Ayah Alley. Didepan pintu kamar VVIP itu terdapat beberapa bodyguard. Wajah Arlen berubah menjadi dingin melihat pengawalan itu. Bodyguard itu bukanlah suruhannya. "Wah, wah, ternyata si pembunuh sudah datang." Suara Luciel menambah kebencian pada raut wajah Arlen yang masih terdiam. Alley tidak mengerti apa yang terjadi, namun satu hal yang dia ketahui saat ini adalah Arlen dan Luciel saling mengenal tapi saling membenci! "Kau!!!" Arlen menggeram dan mempererat genggamannya pada tangan Alley. "Kita bertemu lagi, Arlen. Urusan kita belum selesai."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN