Udara di mansion terasa sesak sejak pertengkaran itu. Rain berdiri di depan pintu kamar lukis Dakota, tangannya tergantung di udara, ragu apakah harus mengetuk atau tidak. Sudah tiga hari sejak mereka bertengkar, dan tiga hari pula Dakota mengurung diri di dalam ruangan itu—melukis, marah, dan tak peduli pada Rain. Rain tidak tahu. Yang dia tahu, istrinya yang biasanya selalu ada di sampingnya kini menjauh seolah dia adalah ancaman. Dia menarik napas panjang sebelum akhirnya mengetuk pelan. "Baby … Aku ingin bicara." Tidak ada jawaban. Hanya suara kuas yang terus menggores kanvas dengan kasar. Rain menghela napas lagi, kali ini lebih dalam. "Tolong, kita perlu membicarakan ini." Lama sekali tak ada respon, hingga akhirnya suara Dakota terdengar datar dari balik pintu.