BAB 28 *

674 Kata
"Kau b******k!" Maki Susan masih cukup lantang. "Sepertinya kita harus bicara dan tidak bisa terus bertengkar seperti ini! " Tegas Sidney dan wanita itu malah mengigit lenganya sendiri karena tahu Sidney juga dapat merasakanya. "Berhentilah menyakiti dirimu sendiri! " Sisney mulai marah tapi Susan tidak perduli. "Ini tubuhku, jangan ikut campur, jika kau tidak suka pergilah saja! " "Sungguh, Susan, kita tidak bisa terus seperti ini." Susan benar-bear keraskepala! "Aku membencimu Eric ! Sungguh aku membencimu! " nafasnya sampai berdesis-desis tapi Sidney tidak menghiraukanya. Sidney tetap memundurkan mobilnya untuk mebawa Susan pulang karena tidak mau dikira orang gila yang berdebat sendiri di pinggir jalan. Sidney juga menutup mulutnya rapat-rapat agar Susan ikut diam. Sebenarnya Sidney tidak ingin bersikap keras seperti ini tapi Susan memang susah di atur. "Tabrak saja tiang listrik di depanmu!" "Jangan gila, Susan! " Pasti saat ini Susan sudah sadar jika dirinya tidak akan bisa bergerak jika Sidney tidak mengijinkan. Artinya Susan tidak akan lebih kuat dari Sidney untuk mengendalikan dirinya sendiri karena nyatanya Sidney adalah seorang pria dan Susan hanya seorang wanita. "Aku akan tetap melakukannya jika kau tetap tidak bisa diajak bicara! " ancam Sidney. "Kau memang monster! " maki Susan. "Kau tidak harus menyukaiku, tapi paling tidak kita bisa bekerja sama!" Susan mengabaikanya dengan diam karena tidak suka di abaiakan Sidney membalasnya dengan memaksa bibir Susan tersenyum untuk memuaskan dirinya sendiri bahawa manita itu harus mengikuti keinginanaya. Susan merasa sinting dan Sidney merasa terhibur. "Hentikan ini!" marah Susan. "Kita akan pulang, dan aku akan mengurungmu di rumah jika kau tetap tidak bisa diajak kompromi!" "Lakukan saja sesukamu!" Susan kembali diam untuk balas menghukun Sidney. Sidney yakin jika Susan akan semakin membencinya setelah ini. Tapi Sidney juga tidak tahu bagaimana harus menjinakkan wanita seperti Susan yang ternyata juga sangat susah diajak kerjasama. Akhirnya Sidney berhasil membawa Susan pulang dengan tenang meskipun dia tahu Susan tidak asal diam dan mengalah. Sidney memang tidak pernah menganggap serius usaha Susan untuk bunuh diri, karena dia tahu wanita yang bisa memakinya selantang itu mustahil jika hanya akan menyerah begitu saja. Sidney yakin jika Susan pasti akan membalasnya. Dia harus tetap waspada karena yakin Susan tidak akan tinggal diam dan terima begitu saja tubuhnya dia rampas seperti ini. Sebenarnya Sidney tidak tega memaksa wanita, tapi dia terpaksa sedikit keras terhadap Susan paling tidak sampai dia mau diajak bicara. Susan benar-benar  tipe wanita keras kepala yang tidak bakal mau mengalah dengan mudah. Dan sialya Sidney tidak bisa mengetahui isi pikiranya. Seharian itu mereka benar-benar tidak pergi ke mana-mana. Rasanya tidak seperti mengurung diri dikamar bersama seorang wanita yang pastinya akan ada banyak kegiatan menyenangkan yang bisa bisa Sidney  lakukan. Tapi mengurung diri bersama Susan ternyata rasanya justru membuat Sidney agak stres.  Karena rasanya ternyata berbeda ketika sekarang ada susan bersamanya tidak seperti kemarin ketika dirinya hanya sendiri. Susan akan berekasi karena nyatanya mereka adalah individu yang berbeda, Sidney laki-lakai dan Susan perempuan. Mereka hanya berbaring memandangi plafon tanpa bisa menyentuh apa-apa. Bagaimana pun Sidney tetaplah seorang pria yang normal dan tetap memiliki hasrat layaknya pria terhadap seorang wanita. Jika kemarin dia memang tidak pernah terpikir hal seperti ini bakal mengganggunya, tapi setelah Susan kembali ternyata rasanya berbeda. Dia terasa nyata, hidup, dan bernafas bersamanya. Bahkan dia selalu berreaksi mengejutkan. Susan masih diam dan benar-benar tidak mau bicara dan tidak mau tidur. Lumayan mengesalkan juga menghadapi Susan, karena sebenarnya Sidney juga perlu tidur agar tidak semakin berpikir macam-macam untuk menyentuhnya. Tapi Sidney paham jika mengajak Susan bicara sekarang akan percuma. Mereka hanya akan kembali bertengkar, mungkin sampai pagi. Jadi selama Susan diam Sidney pikir dia mungkin bisa beristirahat. Karena walaupun Sidney lebih memiliki kendali penuh terhadap tubuh Susan tapi dia memang belum tahu bagaimana harus mengatur rutinitasnya saat harus berbagi tubuh seperti ini. Apa lagi berbagi tubuh dengan seorang wanita. Sidney juga tidak yakin apa Susan akan mau dia bawa berlari di trotoar. Karena belum-belum Sidney merasa bisa gila jika dirinya tidak bisa melampiaskan kekesalannya. Wanita memang merepotkan! kesal Sidney yang tidak percaya dirinya bakal di paksa untuk menghadapinya dengan cara seperti ini tanpa bisa berkelit.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN