Menyakiti wanita bukanlah tujuanku. Apalagi istriku sendiri. Entah apa yang ada di kepala kecilnya itu, dengan entengnya dia bilang bersedia dimadu.
Meski aku melihat sedikit kesedihan, tapi ia begitu yakin mampu menghadapi pernikahanku dengan Helen.
Berusaha adil itu ternyata sulit. Dan terlebih lagi Helen dalam kondisi yang memprihatinkan. Membuatku harus lebih ekstra membersamainya daripada menemani Salvira.
Dulu saat aku masih berpacaran dengan Helen, ia sangat dewasa. Bahkan selalu mendukungku dalam hal apapun. Memberiku semangat saat aku terpuruk.
Pandanganku pada Helen sedikit berubah saat aku sudah menjadi suaminya. Entah mungkin karena dalam kondisi sakit, ataukah rasa cemburunya pada Salvira. Helen sering merajuk. Dia selalu minta ditemani kemanapun dia pergi. Bahkan dia cend
