Gilang menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Papa bahkan memandangku prihatin. Oh ayolah, apa aku semenyedihkan itu? Aku berjalan menghampiri Helen yang masih menggenggam tangan Gilang. Dapat kulihat Gilang hendak melepaskan genggaman Helen. "Vira, aku..." "Sstt, aku tidak apa-apa" Sumpah demi apapun saat ini aku merasa berada pada titik rendah dalam hidupku. Aku sakit hati, kecewa, cemburu, tapi aku juga harus mengalah. Bukankah egois jika aku membiarkan Helen yang terbaring lemah sendirian? Tanpa seseorang yang selalu menemaninya? Yang mengusap lembut kepalanya memberikan ketenangan saat serangan penyakit itu menghampirinya. Helen menatapku lembut. Dari pelupuk matanya mulai menggenang air mata yang siap menganak sungai. Aku mendekat. Kuusap air mata yang mengalir di pipi t