Insomnia

1418 Kata

Malam makin larut. Setelah berbincang sebentar, Mama dan Papa masuk ke kamar. Tinggalah aku dan Gilang berdua. Terjebak dalam hawa canggung yang menyebalkan. Ah, bukan. Mungkin aku aja yang canggung. Nyatanya Gilang masih anteng sama HPnya. Bagaimana ini ya? Apa aku masuk duluan aja? Ah, tapi nanti dikira aku mau banget tidur sama dia. Aku tidak mau! Tapi, apa yang harus kulakukan? Aku bergerak tak nyaman di sofa. Gilang masih aja diam dengan nyala handphone di tangannya. Mungkin kalau dihitung, sudah puluhan posisi duduk aku coba demi mencari rasa nyaman. Tapi tetap saja rasanya sama. Serba salah. Aku menguap beberapa kali. Bahkan chanel TV telah ku ubek dan dodolnya gak ada yang menarik. "Tidurlah." Suara Gilang membuatku menoleh ke arahnya. Dia bersuara namun tangan dan matanya belu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN